Reporter: Mona Tobing |
JAKARTA. Manajemen perusahaan pembiayaan (multifinance) meyakini, pemasaran kredit di luar Jawa semakin prospektif. Bahkan, besarnya potensi pasar tersebut bisa menjadi penopang multifinance saat menghadapi kendala karena rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan uang muka (down payment).
Ninoy T Matheus, Presiden Direktur PT Bima Multi Finance, berkata, kebutuhan kendaraan bermotor di luar Pulau Jawa masih tinggi. Perusahaan pun akan memanfaatkan hal itu untuk memperbesar bisnis. "Kami akan optimalkan pembiayaan di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi," kata Ninoy, Kamis (10/5).
Ia enggan merinci jumlah kantor cabang di luar Jawa. Namun secara keseluruhan Bima Finance memiliki 190 titik pemasaran.
Penyaluran kredit di multifinance yang fokus pada pembiayaan kendaraan bermotor ini selama Januari-April 2012 mencapai Rp 600 miliar. Sebanyak 60% pembiayaan tersalurkan di kredit mobil, sisanya motor bekas. "Pembiayaan paling banyak terjadi pada bulan Maret sebanyak Rp 160 miliar," jelas Ninoy.
Sampai akhir tahun ini, Bima Finance menargetkan pembiayaan sebesar Rp 1,7 triliun, tumbuh 21% dibandingkan perolehan tahun 2011 sekitar Rp 1,4 triluin. Selain dengan optimalisasi pemasaran di luar Jawa, manajemen juga sudah menyiapkan dukungan pendanaan.
Bima Finance berencana mencari dana dari pasar modal lewat penerbitan obligasi sekitar Rp 200 miliar-Rp 300 miliar. Kini manajemen sedang proses pemeringkatan dari Pefindo.
Manajemen juga menggalang dari utang perbankan. Bahkan, manajemen bakal mencairkan pinjaman bank dalam waktu dekat ini senilai Rp 500 miliar dari Bank DKI Jakarta, BNI, dan Bank Yudha Bhakti. "Bila rencana ini berjalan lancar, kami tidak perlu lagi mengubah target pembiayaan meski DP harus naik," jelas Ninoy.
Hafid Hadeli, Direktur PT Adira Dinamika Multifinance, juga menyatakan kredit kendaraan bermotor tetap menjanjikan. Apalagi di luar Jawa, pasarnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasar laporan keuangan Adira Finance per kuartal I 2012, pasar di luar Jawa memberikan kontribusi yang lebih besar dari penjualan di Pulau Jawa. Tercatat, total pendapatan pembiayaan konsumen pada periode ini mencapai Rp 930,96 miliar. Dari jumlah itu, pasar luar Jawa berkontribusi Rp 496,11 miliar atau 53,3%. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan pada periode sama tahun lalu, hanya berkontribusi 49%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News