kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasar masih terbuka, BNI tambah kuota KUR Rp 3 triliun


Senin, 06 Agustus 2018 / 16:46 WIB
Pasar masih terbuka, BNI tambah kuota KUR Rp 3 triliun
ILUSTRASI. PENYALURAN KUR PETANI PERHUTANAN SOSIAL


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tengah mengajukan penambahan kuota penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 3 triliun. 

General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan penambahan ini lantaran pasar KUR terutama UMKM masih terbuka luas.

"Banyak yang belum tersentuh KUR dengan syarat. Suku bunga sebesar 7% sangat terjangkau dan dibutuhkan oleh calon debitur UMKM Indonesia. Disamping itu, juga adanya penjaminan kredit dari perusahaan penjamin terhadap kriteria risiko yang dapat diterima (KRD)," ujar Bambang kepada Kontan.co.id Senin (6/8).

Bank dengan sandi saham BBNI ini sudah menyalurkan KUR Rp 9,85 triliun kepada 68.000 debitur hingga Juli 2018. Artinya BNI sudah menyalurkan 73,28% dari target tahunan pada Juli 2018. Sebab, pemerintah memberikan jatah KUR pada BNI sepanjang 2018 sebesar Rp 13,44 triliun.

"Peningkatan jumah debitur terjadi karena KUR BNI makin fokus ke sektor pertanian. Sedangkan rasio kredit macet atau NPL masih 0,00 sekian atau kolektibilitasnya masih hampir 100%," tambah Bambang.

Bambang telah menyiapkan berbagai langkah untuk menghindari kredit bermasalah sekaligus mencapai target penyaluran KUR. 
Pertama, melalui perluasan sinergi BUMN seperti PTPN, Pertani, Perhutani yang memiliki basis mitra usaha di sektor produksi yang cukup luas.

Kedua melakukan value chain dengan perusahaan inti maupun debitur segmen korporasi yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, peternakan maupun riteler atau perdagangan.

"Ketiga, melakukan pembiayaan clustering yang memudahkan dalam melakukan collection. Keempat, kerjasama e-commerce dan linkage program dimana analisa kelayakan calon debitur sudah dilakukan di perusahaan tersebut. Kelima, penggunaan digital loan untuk kemudahan akses maupun proses (KRD)," pungkas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×