Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Harwan bilang ada wacana untuk melakukan penyertaan langsung. Namun langkah ini mesti dikaji lebih lanjut. Lantaran perlu analisa yang mendalam juga melihat kondisi perekonomian.
“Yang pasti sektor yang menopang dan tidak jauh dari industri asuransi. Tapi masih wacana, nanti kami minta arahan kepada pemerintah atau pemegang saham. Yang pasti nanti kita lebih menguatkan lagi di BUMN-nya. Apakah itu join atau setup baru, kita lihat nanti gimana,” pungkas dia.
Baca Juga: Siap-siap, pendaftaran mudik gratis bersama BUMN dibuka 10 Maret
Asal tahu saja, menargetkan bisa mencatatkan pendapatan senilai Rp 6,73 triliun. Nilai itu tumbuh 5,82% yoy dibandingkan 2019 senilai Rp 6,36 triliun. Adapun pendapatan tersebut dihimpun dari beberapa kanal.
Pertama iuran wajib yang berasal dari angkutan umum darat maupun laut. Kedua, sumbangan wajib dana kesejahteraan dari pemilik kendaraan bermotor yang melakukan daftar ulang ke kantor Samsat. Juga dari hasil investasi. Adapun pendapatan dari iuran mencapai 85% dari pendapatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News