Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.
JAKARTA. Bank baru hasil merger PT Bank UOB Buana dan PT Bank UOB Indonesia masih akan menggunakan nama salah satu bank dari keduanya, yaitu UOB Buana. Yang menarik, aset bank baru setelah merger diperkirakan menjadi sekitar Rp 40-41 triliun hingga akhir tahun 2010.
Demikian pernyataan Direktur Utama UOB Buana Armand Bachtiar Arief usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (15/4). "CAR (Capital Adequacy Ratio atau rasio permodalan) bank hasil merger kami perkirakan menjadi sekitar 22%," katanya.
Saat ini, lanjut Armand, CAR UOB Buana berada di kisaran 23,56%. Sementara CAR UOB Indonesia sebesar 34%. Mengecilnya CAR hasil merger, kata Armand, merupakan dampak dari perubahan volume modal akibat merger.
Direktur UOB Buana Safrullah Hadi Saleh menambahkan, selain aset total pinjaman dan dana pihak ketiga (DPK) pun juga akan mengalami perubahan. "Hingga akhir 2010, baik pinjaman maupun DPK diperkirakan menjadi sekitar Rp 30-33 triliun," ujarnya.
Sementar pada posisi bulan Juni 2010, Safrullah bilang, posisi aset akan menjadi sekitar Rp 38 triliun, sedang pinjaman dan DPK menjadi sekitar Rp 28 triliun. "Kami berharap, proses merger secara legal bisa selesai 30 Juni tahun ini," imbuh Safrullah.
Merger operasional
Armand menjelaskan, dalam proses merger UOB Buana dan UOB Indonesia ini ada dua proses yang harus dilalui, yaitu merger secara legal dan merger dari sisi operasional. Target 30 Juni selesai adalah merger legal, sementara untuk operasional selesai pada 19 Juli 2010.
"Untuk merger operasional, sebenarnya kami berharap tanggal 1 Juli sudah selesai. Namun, karena penyesuaian pembukuan dan sebagainya, kira-kira baru benar-benar selesai tanggal 19 Juli. Untuk merger operasional ini, kami juga masih menunggu izin dari BI. Rencananya minggu depan kami akan mengirim surat ke BI," kata Armand.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News