CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pelaku sektor riil enggan disalahkan


Selasa, 28 September 2010 / 14:15 WIB
Pelaku sektor riil enggan disalahkan


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pelaku sektor riil enggan disudutkan terkait semakin membengkaknya nilai fasilitas kredit perbankan yang belum ditarik debitur (undisbursed loan).

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menuturkan, pelonjakan nilai kredit mubazir saat ini yang sudah menembus rekor angka Rp 501 triliun tidak selalu berarti lesunya kegiatan sektor riil. Pasalnya, boleh jadi besarnya undisbursed loan adalah karena jenis kredit yang disalurkan sebagian besar merupakan kredit investasi dan kredit konsumsi seperti kartu kredit.

Seperti diketahui, penarikan kredit investasi amat bergantung pada kemajuan proyek yang dibiayai. Demikian juga kartu kredit, tidak selalu ditarik penuh oleh debiturnya.

"Besarnya undisbursed loan mesti dilihat dulu dari jenis kredit apa dulu? Kalau terbanyak adalah kredit untuk membiayai proyek jangka panjang seperti infrastruktur pembangkit atau jalan tol, wajar jika penarikannya lambat karena mengikuti kemajuan proyek," ujarnya dalam obrolan dengan KONTAN, Selasa (28/9).

Sedangkan bila berjenis kredit modal kerja, menurutnya, mustahil tidak ada debitur yang enggan mencairkan ketika fasilitas kreditnya sudah disetujui oleh bank. "Jika sudah ada fasilitas tidak mungkin tidak dimanfaatkan," kata Hariyadi.

Dia mengakui, nilai undisbursed loan sebesar Rp 501 triliun merupakan angka yang luar biasa besar. Namun, Hariyadi meyakini hal ini bukanlah indikator masih lesunya kegiatan ekonomi di sektor riil. "Faktanya, ekonomi kita masih bertumbuh, sudah tidak lesu lagi, ditambah rupiah menguat, kondisi saat ini sudah lebih baik," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×