kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Pelemahan IHSG Beri Tekanan pada Saham Sektor Multifinance


Selasa, 25 Maret 2025 / 20:30 WIB
Pelemahan IHSG Beri Tekanan pada Saham Sektor Multifinance
ILUSTRASI. Agen pemasaran lembaga pembiayaan melayani pengunjung pameran otomotif di Jakarta. Beberapa saham emiten multifinance terjerumus seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan perlambatan pasar pembiayaan. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham emiten multifinance terjerumus seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan perlambatan pasar pembiayaan.

Pada penutupan perdagangan hari ini Selasa (25/3) IHSG secara year to date (ytd) mengalami penurunan sebesar 11,93%.

Penurunan saham multifinance paling dalam terjadi pada saham PT Mandala Multi Finance (MFIN) atau Mandala Finance yang mencapai 26,94% secara ytd. Kemudian diikuti saham PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance (ADMF) turut melemah sebanyak 9,14%. Terakhir ada saham PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) atau WOM Finance menurun sebesar 0,57%.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai bahwa faktor utama pelemahan ini terjadi karena adanya aksi jual investor asing di pasar saham Indonesia. Tekanan ini turut berdampak terhadap kinerja saham multifinance.

"Investor asing keluar dari pasar saham domestik, yang mayoritas kepemilikannya berada di saham blue chip, terutama emiten perbankan besar. Tekanan pada saham perbankan ini turut menyeret indeks dan sektor keuangan secara keseluruhan, termasuk saham-saham multifinance,” papar Arjun kepada Kontan, Senin (24/3).

Baca Juga: Analis Prediksi Pembagian Saham Bonus Mandala Multifinance Perkuat Modal & Likuiditas

Kendati demikian, Arjun melihat bahwa fundamental emiten multifinance masih relatif kuat, didukung oleh proyeksi pertumbuhan kredit yang tetap tinggi di tengah tekanan daya beli masyarakat. 

Ia menggarisbawahi bahwa daya beli yang melemah terlihat dari meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri, seperti tekstil, serta turunnya penerimaan pajak akibat penyusutan kelas menengah di Indonesia.

Namun, Arjun optimistis kondisi pasar keuangan akan membaik, terutama dengan adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) sebanyak dua kali sebelum akhir tahun 2025. 

Kemudian langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menopang industri domestik, termasuk sektor tekstil, juga diyakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan.

"Jika pertumbuhan kredit tetap tinggi, emiten multifinance bisa menangkap permintaan tersebut dan tetap bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” tambahnya.

Senior Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas berpandangan, secara fundamental, mayoritas saham multifinance saat ini diperdagangkan di bawah rata-rata industri.

"Peluang untuk membaik tetap ada terlebih saham-saham multifinance ini, di antaranya ADMF dan BFIN yang rajin bagi dividen dan potensi dividen yield-nya pun cukup tinggi. Selain itu juga secara valuasi posisi saat ini sudah terbilang undervalued," kata Sukarno kepada Kontan, Senin (24/3).

Ia bilang, untuk jangka panjang, saham multifinance bisa menjadi pilihan dengan rekomendasi buy atau hold. Sementara untuk strategi jangka pendek, investor bisa mempertimbangkan aksi akumulasi buy.

Menanggapi hal ini, Head of Investor Relation & Research Adira Finance Sartika Lubis berharap agar harga saham ADMF tetap bisa terjaga dengan stabil di tengah kondisi IHSG yang terus menurun. 

"Kami senantiasa berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan investor. Transparansi dan komunikasi yang baik menjadi kunci dalam menciptakan hubungan yang kredibel dengan para pemangku kepentingan,” ungkap Sartika kepada Kontan, Senin (24/3).

Baca Juga: Pertumbuhan Piutang Multifinance Melambat, Begini Kondisi di Sejumlah Pemain

Dari sisi bisnis, ADMF tetap mempertahankan fokus pada segmen yang telah digarap selama ini. Namun, Sartika menyatakan bahwa ADMF akan meningkatkan fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat di segmen menengah ke atas (upper segment) guna mengurangi risiko pembiayaan.

“Kami secara konsisten menerapkan prinsip manajemen risiko yang prudent dan memastikan penyaluran kredit tetap sehat,” tandasnya.

Sementara itu, Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana memandang, anjloknya IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik, termasuk kekhawatiran investor terhadap kebijakan global serta ketidakpastian kebijakan fiskal dan ekonomi di Indonesia. 

Kendati demikian, perusahaan berupaya untuk memastikan volatilitas pasar hingga saat ini tidak berdampak langsung dan signifikan terhadap kondisi keuangan, saham, maupun penyaluran pembiayaan perusahaan. 

"Di tengah tekanan pasar, MFIN tetap fokus pada pembiayaan konsumen, khususnya pembiayaan motor baru dan bekas, mobil bekas, serta pembiayaan multiguna," kata Christel kepada Kontan, Senin (24/3).

Segmen pembiayaan motor bekas dan multiguna dinilai masih prospektif karena harga kendaraan yang lebih terjangkau dan tingginya kebutuhan dana tunai, baik untuk sektor produktif, konsumtif, maupun modal kerja bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Untuk menjaga fundamental saham tetap sehat, perusahaan menerapkan sejumlah strategi, antara lain manajemen risiko dengan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, efisiensi operasional melalui pemanfaatan teknologi, serta pengelolaan biaya yang optimal. 

Selain itu, MFIN juga memastikan struktur modal tetap sehat, meningkatkan kepatuhan terhadap tata kelola perusahaan, menjaga komunikasi dengan investor, serta terus melakukan inovasi dan pengembangan produk berbasis kebutuhan pelanggan.

Baca Juga: Pembiayaan Dana Tunai Meningkat Jelang Lebaran,Sejumlah Multifinance Siapkan Strategi

Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa juga menyampaikan akan beradaptasi dengan kondisi pasar saham yang fluktuatif serta mencari segmen pembiayaan yang memiliki permintaan stabil.

"Adanya trading halt tidak memberikan dampak langsung yang signifikan terhadap kinerja saham kami. Perusahaan terus beradaptasi dengan kondisi pasar yang fluktuatif," ujar Cincin kepada Kontan, Senin (24/3).

Untuk menghadapi tantangan di industri pembiayaan, WOMF menegaskan bahwa strategi bisnisnya saat ini berfokus pada segmen yang memiliki permintaan stabil dan cenderung bertahan di tengah tekanan ekonomi.

“Kami mengembangkan pembiayaan yang lebih fleksibel dan berbasis teknologi, serta tetap fokus pada kebutuhan dasar masyarakat seperti kendaraan, multiguna, dan logam mulia,” tambahnya.

Lebih lanjut, perusahaan menekankan pentingnya fundamental bisnis yang kuat sebagai dasar untuk menjaga kinerja saham dalam jangka panjang. 

Selanjutnya: Jelang Duel Panas Timnas Indonesia vs Bahrain, Shin Tae-yong Bilang Begini

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×