kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan Alat Berat Diproyeksi Naik Tahun Ini, Berikut Faktor Pendorongnya


Rabu, 19 Januari 2022 / 20:28 WIB
Pembiayaan Alat Berat Diproyeksi Naik Tahun Ini, Berikut Faktor Pendorongnya


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan alat berat pada industri multifinance  diproyeksikan akan tumbuh di tahun 2022. Hal ini tercermin dari, harga-harga komoditas yang naik membuat beberapa perusahaan meningkatkan kebutuhan alat beratnya.

Berdasarkan data OJK per November 2021 piutang pembiayaan alat berat naik 0,13% yoy menjadi Rp 28,84 triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 28,45 triliun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno menyampaikan pada tahun ini pembiayaan alat berat bisa tumbuh lebih dari 20%. Hal ini terlihat dari capaian penjualan alat berat di tahun lalu yang mencapai 12.000 unit.

"Di tahun ini kami prediksi penjulan alat berat bisa mencapai 14.000 unit-14.500 unit atau meningkat lebih dari 20% dari tahun 2021," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Rabu (19/1).

Suwandi melihat, saat ini perusahaan-perusahaan komoditas butuh alat berat untuk meningkatkan produksinya. Permintaannya juga sedang naik terus karena alat berat suplainya kurang.

Baca Juga: Astra (ASII) Berharap Pangsa Pasar Tahun Ini Setidaknya 50%

"Selain itu, harga komoditas juga sangat tinggi sangat bagus sejak tahun 2020 sampai dengan saat ini," tambah Suwandi.

Kendati demikian, Suwandi menyebut, tantangan di tahun ini yaitu, suplai alat berat yang kurang karena pembuatan alat berat memerlukan waktu.

"Suplai alat berat sangat berperan dan pembuatannya juga cukup lama. Jadi tantangannya suplainya tidak bisa cepat," ucap Suwandi.

Salah satu perusahaan pembiayaan yang juga memiliki lini bisnis alat berat PT Mandiri Tunas Finance juga menargetkan pembiayaan alat berat akan mencapai Rp 2,1 triliun di tahun ini atau kurang lebih sama dengan capaian hingga akhir 2021 kemarin.

"Sejak tahun lalu permintaan alat berat sangat tinggi. Cuma unitnya kurang, karena harga batubara lagi bagus, harga nikel juga bagus, kemudian untuk alat berat yang non tambang juga perkebunan juga bagus harganya. Artinya memang ada peningkatan untuk alat berat maupun untuk penunjang mobil komersialnya," kata Deputi Direktur MTF Albertus Hendi. 

Saat ini, pembiayaan alat berat di MTF masih memilik porsi kurang lebih sebesar 10% dari total portfolio yang dikelola oleh MTF.

Baca Juga: Selain Saham Sektor teknologi, Simak Deretan Sektor yang Menarik Dicermati Tahun Ini

CEO Indomobil Finance Indonesia Gunawan Effendi juga sependapat jika ada potensi pertumbuhan di lini bisnis pembiayaan alat berat pada tahun ini.

Kendati demikian, pihaknya masih belum akan agresif dalam menyalurkan pembiayaan alat berat di tahun ini. Karena itu, Indomobil Finance hanya berfokus pada eksisting debitur saja.

“Walaupun ada potensi peningkatan permintaan, kami tetap berhati-hati menyeleksi debitur baru mengingat situasi ekonomi yang belum jelas. Mengikuti penjualan dari dealer, mungkin naik sekitar 15%-20%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×