Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Ekonomi yang melambat dan memukul kinerja ekspor impor ternyata tidak membuat pembiayaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) atau Eximbank terjerembab.
Terbukti, hingga September pembiayaan Eximbank telah mencapai 97% dari target. Bahkan, nilai pertumbuhan pembiayaan Eximbank mencapai 50% secara year on year (yoy).
Direktur Pelaksana III Eximbank, Basuki Setyajid merinci hingga September pembiayaan yang telah disalurkan Eximbank telah mencapai Rp 73,8 triliun. Jika dibandingkan secara yoy ada kenaikan hampir 50% dari posisi September Rp 50,3 triliun. Sementara dari target setahun sebesar Rp 75 triliun hampir tercapai sekitar 97%.
Hal ini berbanding terbalik dalam kondisi ekspor dan impor pada September yang turun menurut Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat pada September impor turun 25% sementara ekspor turun 17%. Pada September impor mencapai US$ 11,5 miliar dan ekspor sebesar US$ 12,5 miliar. Namun rupanya, pada saat Dollar terus menguat eksportir justru menggenjot ekspor. Sehingga secara umum, kondisi bisnis dari kalangan eksportir pun dalam keadaan yang baik.
Tidak hanya mengeber pembiayaan kelas ekspor dan impor. Eximbank juga turut memperbesar porsi pembiayaan usaha kecil menengah mikro (UMKM). Hal ini menyusul keinginan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menginginkan pembiayaan sektor UMKM di Eximbank sebesar 5%.
"Sebenarnya porsi kami justru telah mencapai 8%. Tapi nanti kami akan perbesar lagi karena potensinya besar menggarap UMKM. Nanti kami kerjasama dengan lembaga keuangan," tandas Basuki pada Jumat (16/10).
Dari segmen nasabah pembiayaan Eximbank mayoritas masih mengalir ke perusahaan besar yakni mencapai 92%. Sementara sekitar 8% sisanya disalurkan ke segmen usaha kecil dan menengah. Kemudian sekitar 55% pembiayaan mereka merupakan pembiayaan modal kerja. Sedangkan 45% lainnya adalah jenis pembiayaan skema investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News