kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pembiayaan Fintech Lending Semakin Kencang


Jumat, 01 September 2023 / 19:49 WIB
Pembiayaan Fintech Lending Semakin Kencang
ILUSTRASI. Kinerja industri fintech peer to peer (P2P) lending di Tanah Air menunjukkan performa positif


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri fintech peer to peer (P2P) lending di Tanah Air menunjukkan performa positif, hal ini terlihat dari penyaluran pembiayaan perusahaan yang meningkat di semester I 2023.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan industri fintech lending naik sebesar 18,86% year on year (yoy) menjadi Rp 52,70 triliun di Juni 2023, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 44,34 triliun.

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran (AKSL) misalnya. Hingga bulan Juli 2023 Akseleran telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 1,7 triliun atau tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Terkait pendapatan usaha juga tumbuh sekitar 15% mengikuti pertumbuhan volume pinjaman tersebut,” ujar Group CEO Akseleran Ivan Nikolas, dikutip Jumat (1/9).

Ivan mengungkapkan, Akseleran menargetkan penyaluran pinjaman hingga akhir tahun 2023 sebesar Rp 4 triliun. Menurutnya, kinerja Akseleran berada di jalur yang positif berkat beberapa faktor yang mendorong.

Baca Juga: Antisipasi Transaksi Mencurigakan, DANA Terapkan Financial Crime Compliance

Antara lain, dukungan likuiditas yang memadai lewat lebih dari 200 ribu pemberi pinjaman perorangan (retail lender) terdaftar maupun belasan institusional lender termasuk Bank-Bank Buku 4.

Kedua, penetrasi pasar secara lebih luas dan mendalam melalui produk-produk pinjaman berbasis cashflow seperti invoice financing, po financing dan inventory financing.

“Dan terjaganya tingkat NPL yang rendah di bawah 1% sehingga membuat pertumbuhan bisnis kami sustainable,” terangnya.

Lebih lanjut, Ivan menuturkan pihaknya juga memiliki strategi untuk mendapatkan laba. Pertama, menaikkan pendapatan dengan meningkatkan penyaluran pinjaman, meningkatkan fee/margin usaha baik dengan mendapatkan fee yang lebih tinggi dari penerima pinjaman, maupun dengan menurunkan bunga yang dibayar kepada pemberi pinjaman.

“Hal ini kami lakukan dengan hati-hati dan gradual sejak 3 tahun terakhir, dimana pendapatan kami naik rata-rata lebih dari 100% per tahun dikarenakan kenaikan volume pinjaman serta kenaikkan net take rate dari setiap penyaluran pinjaman,” tuturnya.

Kedua, lanjut dia, menjaga efisiensi usaha, termasuk dengan memangkas biaya-biaya operasional yang ada. Kami terus berusaha untuk mencapai titik optimal.

Sementara itu, fintech AdaKami membukukan penyaluran pinjaman hingga 28 Agustus 2023 mencapai Rp 8,74 triliun, ini sejalan dengan rencana bisnis penyaluran perusahaan hingga akhir tahun.

“Fokus AdaKami saat ini adalah pemenuhan jumlah penyaluran hingga akhir tahun dan menjaga nilai non performing loan (NPL) serta kualitas repayment dari nasabah,” ujar Brand Manager AdaKami, Jonathan Krissantosa.

Jonathan menyebutkan bahwa hal itu penting mengingat tanggung jawab AdaKami terhadap pemilik dana yang perlu terus dijaga serta mengedukasi masyarakat untuk pentingnya menjaga kualitas kredit.

Baca Juga: Ayoconnect Yakin EBITDA Positif di Awal Tahun 2024

“Ini agar tidak memberikan dampak negatif pribadi di waktu yang mendatang,” kata dia.

Sedangkan fintech Modalku hingga saat ini telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp 51 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

“Kami tentunya mengharapkan pertumbuhan pendanaan yang konsisten dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, kami tidak hanya fokus pada target angka, melainkan bagaimana kami bisa mengembangkan produk pendanaan yang bisa menjawab dan mengatasi tantangan yang dialami oleh UMKM,” ujar Country Head Indonesia Modalku, Arthur Adisusanto kepada Kontan.

Arthur menyebutkan, dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh UMKM di antaranya menyediakan akses pendanaan, menghadirkan fasilitas transaksi, serta membantu mengelola arus transaksi.

“Harapannya, dengan ini Modalku dapat terus meningkatkan profitabilitas perusahaan serta mengakselerasi akses pendanaan bagi UMKM yang masih underserved,” sebutnya.

Di sisi lain, lanjut Arthur, untuk menjaga kualitas portfolio pendanaan, tetap menjadi prioritas Modalku. Menurutnya, Modalku tetap selektif dalam menyalurkan pendanaan dengan mengedepankan prinsip kehatian-hatian, manajemen risiko serta serta credit scoring yang lebih efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×