kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pembiayaan moncer, aset bank syariah makin tambun di tengah pandemi


Kamis, 02 September 2021 / 19:42 WIB
Pembiayaan moncer, aset bank syariah makin tambun di tengah pandemi
ILUSTRASI. Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

Dengan kinerja tersebut BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp 247,3 triliun hingga Juni 2021. Torehan itu naik sekitar 15,16% secara yoy. Pada periode yang sama tahun lalu total aset BSI mencapai Rp 214,7 triliun.

Sedangkan PT Bank BCA Syariah bakal mengejar pertumbuhan aset 5% hingga 10% sepanjang 2021. Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjaja menyatakan pertumbuhan aset itu akan diperoleh dari penyaluran pembiayaan dan penempatan dana bank di surat berharga. 

“Pembiayaan sampai akhir tahun kita tidak jauh-jauh, karena pandemi pada Juli lalu cukup berat, karena adanya PPKM yang terus diperpanjang. Sangat pengaruhi target pemberian pembiayaan baru di Juli dan Agustus 2021,” ujar Ricky kepada Kontan.co.id, Kamis (2/9). 

Ia memproyeksi pembiayaan BCA Syariah bisa mencapai Rp 5,9 triliun atau tumbuh 3% hingga 5% year on year (yoy) sepanjang 2021. Ia berharap, permintaan pembiayaan kembali menggeliat di kuartal keempat seiring dengan kasus Covid-19 bisa terkendali dan ekonomi kembali berputar. 

Ia melihat sektor pembiayaan yang masih bisa diandalkan dari industri perkebunan dan sawit seiring kenaikan harga CPO. Lalu pembiayaan kepada multifinance, logistik dan transportasi, farmasi, makanan dan minuman, hingga industri kertas dan tisu.

“Pertumbuhan aset lebih tinggi dari pembiayaan, karena kita tetap kumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK). Kita utamanya, di dana murah current account and saving account (CASA). Kalau kita tidak bisa berikan ke pembiayaan, kita berikan ke secondary reserve seperti SBSN (sukuk),” paparnya. 

Baca Juga: Aset Bank BRI (BBRI) berpotensi tumbuh kencang usai rights issue

Ia melihat pertumbuhan laba akan mengikuti pertumbuhan pembiayaan. Lantaran bank BUKU II hanya bisa mengandalkan bisnis pembiayaan. Sedangkan pendapatan berbasis komisi lebih dominan diperoleh oleh bank BUKU IV. 

Asal tahu saja, laba bersih BCA Syariah yang tumbuh 23,08% yoy seiring dengan tumbuhnya pembiayaan perusahaan. Per Juni 2021, BCA Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34,4 miliar. 

Sedangkan pada periode yang sama tahun 2020, laba bersih perusahaan hanya Rp 28 miliar. Laba sebelum pajak tercatat Rp 44,2 miliar, naik 18,3% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 37,3 miliar.

Sementara pembiayaan BCA Syariah sampai dengan Juni 2021 juga menunjukkan pertumbuhan kendati menghadapi tantangan perlambatan ekonomi serta masih rendahnya permintaan pembiayaan untuk ekspansi usaha dalam masa pandemi. Pembiayaan BCA Syariah per Juni 2021 tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, tumbuh 3,5% yoy

Dalam melaksanakan fungsi intermediasi, penyaluran pembiayaan BCA Syariah masih difokuskan pada sektor produktif diantaranya sektor industri pengolahan, perdagangan dan proyek-proyek infrastruktur strategis pemerintah.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×