kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pembiayaan multifinance mulai lambat


Senin, 09 Desember 2013 / 10:15 WIB
Pembiayaan multifinance mulai lambat
ILUSTRASI. Cara Alami Meningkatkan Stamina Seksualitas Pria


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Pelambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga acuan alias BI rate mulai berdampak pada kinerja perusahaan pembiayaan. Penyaluran kredit industri multifinance mulai melambat.

Mengutip data Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), total outstanding pembiayaan industri multifinance per Oktober 2013 sebesar Rp 338,35 triliun. Jumlah tersebut menurun 3,82% ketimbang September 2012 sebesar Rp 339,65 triliun.

Data tersebut menunjukkan, pembiayaan baru di September 2013 lebih besar ketimbang Oktober 2013. Dengan kata lain, pelunasan pembiayaan konsumen pada Oktober 2013 lebih cepat ketimbang pembiayaan baru. Penurunan pembiayaan terjadi pada kegiatan sewa guna usaha. Per Oktober 2013, pembiayaan sewa guna usaha menurun 3,01% menjadi
Rp 113,25 triliun ketimbang September 2013 Rp 116,66 triliun.

Sementara, pembiayaan anjak piutang dan pembiayaan konsumen tercatat meningkat (lihat tabel). Pertumbuhan pembiayaan secara tahunan pada Oktober 2013 juga tercatat melambat ketimbang September 2013. Per Oktober 2013, jumlah pembiayaan multifinance tumbuh 13,33% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 298,55 triliun.

Sementara, pembiayaan multifinance per September 2013 tumbuh 14,25% dibandingkan bulan September 2012 sebesar Rp 297,29 triliun.Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Efrinal Sinaga, menjelaskan penurunan penyaluran pembiayaan per Oktober terjadi lantaran beberapa perusahaan pembiayaan menaikkan bunga pembiayaan pasca kenaikan BI rate.

Kenaikan BI rate juga menjadikan perbankan mengerem penyaluran kredit. Alhasil, sumber dana yang diperoleh perusahaan pembiayaan ikut menurun. Buntutnya pertumbuhan pembiayaan pun merosot. Meski begitu, APPI optimistis, penyaluran pembiayaan baru hingga akhir ini bisa mencapai Rp 360 triliun.

Tahun depan, penyaluran pembiayaan diperkirakan bakal melambat ketimbang tahun ini. Maklum, perekonomian domestik dan global masih lesu. APPI menargetkan, penyaluran pembiayaan baru pada tahun depan bisa tumbuh 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×