Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tantangan pembiayaan sewa guna usaha sudah tampak sejak tahun lalu. Hingga tujuh bulan pertama tahun ini pun, belum ada tanda-tanda perbaikan.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2015, pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 110,855 triliun. Angka ini turun 2,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 114,038 triliun. Seiring dengan penyusutan tersebut, porsi pembiayaan sewa guna usaha terhadap total pembiayaan turut anjlok.
Per Juli 2014, porsi pembiayaan sewa guna usaha sebesar 31,4% dari total pembiayaan sebesar Rp 363,185 triliun. Sementara porsi pembiayaan sewa guna usaha per Juli 2015 turun menjadi 30% terhadap total pembiayaan sebesar Rp 369,712 triliun. Tahun ini, penurunan pembiayaan sewa guna usaha terlihat selama tiga bulan terakhir secara berturut-turut.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno mengakui adanya perlambatan pada pembiayaan sewa guna usaha. Menurutnya, kondisi pembiayaan sewa guna usaha saat ini sangat berat sebagai imbas dari tertekannya harga batubara.
Sementara pertumbuhan industri lain seperti perkebunan, kehutanan dan konstruksi juga belum terasa. Per awal Juni, dana sudah mengucur pada sektor riil. Pihaknya berharap nasib alat berat bisa lebih cerah.
Menurut prediksi Suwandi, pembiayaan sewa guna usaha hingga penghujung tahun belum banyak berubah. Ia menduga, penurunan pembiayaan sewa guna usaha sepanjang tahun ini akan turun sebesar 3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News