Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah. Oleh karena itu, pemerintah berencana melakukan penyertaan modal negara melalui saham seri A Dwiwarna di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan meminta proses penyertaan saham tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku melalui pengawasan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Saya minta dilakukan secara cermat sesuai dengan aturan yang ada. Apa yang sudah direncanakan oleh Kementerian BUMN agar dapat dieksekusi dengan baik, dengan pengawasan dari BPKP,” kata Wapres Ma’ruf Amin dalam keterangan resmi, Jumat (25/2).
Selain itu, ia juga mengingatkan agar proses penyertaan tersebut tidak mengganggu permodalan dan merugikan posisi Pemegang Saham Pengendali (PSP) BSI. Sebab, bank-bank yang tergabung dalam BSI merupakan perusahaan publik.
Baca Juga: BSI Gencar Berdayakan Ekonomi Masyarakat Pesantren
“Secara strategi bisnis, opsi ini harus menguntungkan perusahaan dan membawa maslahat bagi negara dan masyarakat,” terangnya.
Untuk menumbuh bisnis BSI, menurut Ma'ruf diperlukan kepemilikan negara secara langsung. Nantinya, negara memiliki hak istimewa untuk menyetujui perubahan anggaran dasar, mengangkat direksi serta memantau perkembangan bisnis lebih lanjut.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya akan melakukan percepatan penyertaan modal negara melalui saham Dwiwarna di BSI pada kuartal ketiga tahun ini.
“Insya Allah Pak Wapres, saya sudah diskusi dengan para Direksi Himbara untuk saham Dwiwarna ini kita akan pastikan terjadi di tahun ini,” ungkap Erick.
Tidak hanya itu, menurut Erick, BSI juga akan menarik unit BTN Syariah untuk memperkuat posisi dan memperbesar kapasitas pasarnya.
“Itulah yang kita harapkan supaya posisi BSI ini semakin besar dan tentunya semakin kuat, dalam arti kapitalisasi pasar dan tentu dorongannya untuk industri perbankan,” terangnya.
Erick menambahkan, BSI ke depan diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas Industri Halal Indonesia yang saat ini masih belum masuk lima besar dunia.
BSI yang melantai di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS lahir pada 1 Februari 2021 atas inisiasi Kementerian BUMN. BSI merupakan penggabungan dari anak usaha tiga bank syariah milik Himbara yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Mengutip laporan keuangan perseroan, per Desember 2021, Bank Mandiri menggengam 50,83% saham BSI. Kemudian BNI sekitar 24,85%, dan BRI sekitar 17,25%. Selanjutnya pemegang saham lain di bawah 5%, termasuk publik 7,08%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News