kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Pemerintah Siapkan Rp 20 Triliun untuk Subsidi Bunga Kredit, Begini Respons Perbankan


Kamis, 02 Januari 2025 / 21:01 WIB
Pemerintah Siapkan Rp 20 Triliun untuk Subsidi Bunga Kredit, Begini Respons Perbankan
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Perbankan menyambut positif langkah pemerintah menyiapkan skema kredit baru untuk mendorong industri padat karya pada 2025.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan menyambut positif langkah pemerintah menyiapkan skema kredit baru untuk mendorong industri padat karya dengan memberikan subsidi bunga/margin dengan anggaran hingga Rp 20 triliun pada 2025. 

Rencana tersebut telah disampaikan Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada 26 Desember 2024 lalu, yang mana tujuan peluncuran skema kredit investasi padat karya ini dirancang untuk mendukung revitalisasi mesin dan peningkatan produktivitas di sektor industri padat karya.

"Pemerintah menyediakan anggaran subsidi bunga/ marjin yang cukup untuk proyeksi penyaluran Skema Kredit Investasi Padat Karya ini mencapai target penyaluran sebesar Rp 20 triliun pada tahun 2025. Hal ini merupakan bukti konkret keseriusan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri padat karya nasional dan menciptakan  lapangan  kerja baru,” ujar Airlangga belum lama ini.

Skema kredit ini menawarkan plafon pinjaman di atas Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar, dengan tawaran suku bunga/marjin yang lebih rendah dari kredit komersial, dan jangka waktu pinjaman fleksibel di kisaran 5-8 tahun.

Sebagai bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengapresiasi langkah pemerintah yang telah mengakomodasi sejumlah saran dari perbankan termasuk dalam hal ini saran dari BNI seperti perluasan sektor yang dapat menerima pembiayaan.

Untuk itu BNI mendukung adanya program subsidi bunga untuk skema Kredit Industri Padat Karya, yang mana program ini dirancang untuk menyediakan pembiayaan yang mendukung revitalisasi mesin dan peralatan, dengan tujuan meningkatkan produktivitas industri.  

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo Budiprabowo menyatakan, pihaknya masih menunggu diterbitkannya Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) sebagai panduan teknis pelaksanaan skema tersebut. 

"Terkait subsidi bunga, pemerintah telah menetapkan subsidi sebesar 5% untuk skema pembiayaan ini. Penetapan tingkat suku bunga kepada pelaku UMKM akan bervariasi di setiap bank, dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan antara mendukung nasabah dan menjaga profitabilitas bank," ungkap Okki kepada Kontan, Kami (2/1).

Adapun sampai November 2024, BNI telah merealisasikan pembiayaan kepada sektor padat karya sebesar Rp 921 miliar, untuk segmen kredit sampai dengan Rp 10 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 711 miliar merupakan Kredit Modal Kerja dan dan Rp 210 miliar berupa Kredit Investasi. 

Tingkat bunga kredit yang ditawarkan BNI pun berkisar 8,75% - 11,50% tergantung profil risiko dan kebutuhan spesifik nasabah. 

Seiring dengan pertumbuhan kredit tersebut, BNI juga melihat adanya sejumlah tantangan yang dihadapi, yakni antara lain memilih UMKM yang memiliki usaha produktif dan layak sesuai dengan kriteria skema pembiayaan Kredit Investasi Padat Karya.

Selain itu, variasi produktivitas industri yang memengaruhi kemampuan bayar pelaku usaha serta ketidakpastian pasar global yang dapat memengaruhi permintaan produk dari sektor ini juga menjadi tantangan.

"Kami terus berupaya mengatasi tantangan ini melalui inovasi produk pembiayaan, kerja sama dengan institusi terkait, serta pendampingan intensif kepada nasabah untuk memastikan keberlanjutan usaha mereka," ungkapnya.

Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dari sisi bank swasta nasional terbesar juga memberikan respons positif. EVP Corporate Communication and Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyampaikan, pihaknya menyambut baik rencana subsidi bunga untuk kredit tersebut.

"Terkait rencana subsidi bunga untuk kredit investasi padat karya,pada prinsipnya BCA senantiasa terbuka terhadap berbagai kesempatan untuk menyalurkan kredit, termasuk ke sektor padat karya, selama memiliki prospek dan tingkat risiko yang dapat terkelola dengan baik," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (2/1).

Hera menyebut, BCA tahun lalu menyalurkan kredit sejalan dengan prinsip diversifikasi portofolio. Per September 2024, kredit korporasi BCA tumbuh 15,9% YoY mencapai Rp 395,9 triliun di beragam sektor ekonomi, baik yang berhubungan dengan industri padat karya, padat modal, maupun bersifat keduanya. Secara umum, penyaluran kredit berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya: Harga Tembaga Bertahan di Level Terendah 5 Bulan pada Kamis (2/1)

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Ungkap 4 Aset Investasi Ini yang Membuatnya Sangat Kaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×