Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 30 triliun selama enam bulan ke depan, pemerintah tengah mengkaji peningkatan penyaluran KUR menjadi Rp 100 triliun untuk tahun 2016 mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, untuk sisa enam bulan tahun 2015 ini, pemerintah telah menganggarkan dana senilai Rp 300 miliar untuk alokasi subsidi bunga KUR.
Sebab, pemerintah menginginkan adanya penurunan bunga KUR, dari level semula 21% menjadi 12%. Dengan begitu, pemerintah menambah anggaran sebesar Rp 600 miliar dari alokasi subsidi, sehingga total pemberian subsidi bunga KUR mencapai Rp 875 miliar.
"Untuk tahun depan, akan dialokasikan terlebih dahulu di APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara), untuk subsidi bunga Rp 7 triliun. Kalau dikembangkan bisa mencapai Rp 100 triliun," kata Sofyan, Jumat (26/6).
Meski begitu, rincian masing-masing alokasi KUR untuk target penyaluran tahun 2016, masih melihat dari hasil penyaluran pinjaman KUR di tahun ini. Menurutnya, nilai kajian KUR sebesar Rp 100 triliun itu, masih terbilang realistis. Sebab, tahun-tahun sebelumnya, penyaluran KUR bisa mencapai Rp 40 triliun sampai dengan Rp 50 triliun dengan besaran suku bunga mencapai lebih dari 20%.
"Jika bunga diturunkan, permintaan pasti meningkat. Tapi besaran Rp 100 triliun itu masih tergantung kemampuan APBN," ucapnya.
Terhitung mulai 1 Juli 2015 ini, KUR bisa diakses masyarakat dengan bunga 12%. Sofyan merinci, penurunan bunga ini berlaku untuk tiga penyaluran kredit yaitu KUR mikro, KUR ritel dan juga KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Terdapat tiga target penyaluran KUR sebesar Rp 30 triliun.
Pertama, alokasi dana sebesar Rp 20 triliun untuk KUR mikro. Kedua, Rp 9 triliun untuk KUR ritel dan Rp 1 triliun dialokasikan untuk KUR TKI. Adapun perbankan yang ditetapkan pemerintah untuk menyalurkan KUR tahun ini adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri serta enam Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Sofyan menuturkan, sebagian besar KUR akan disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal ini lantaran bank tersebut dianggap paling siap untuk mengalokasikan KUR. "Nanti dibagi, sebagian besar disalurkan oleh BRI karena yang paling siap," sebut Sofyan.
Sementara itu, enam BPD yang turut andil sebagai agen penyalur KUR, akan disesuaikan dengan kriteria agen penyalur KUR yang telah ditetapkan. Sofyan bilang, enam BPD yang memiliki reputasi baik dalam penyaluran kredit dan kinerja, memiliki peluang terbuka untuk menyalurkan KUR.
Penyaluran KUR ini akan mengutamakan sektor selain jasa dan perdagangan. Artinya, penyaluran KUR akan difokuskan pada sektor pertanian, perikanan serta perkebunan. Lebih lanjut Sofyan menambahkan, bagi masyarakat yang ingin mengakses pinjaman KUR, dapat segera datang kepada bank penyalur KUR. Calon debitur yang telah memenuhi persyaratan sebagai penerima KUR dari kementerian teknis terkait, dapat segera mengajukan pinjaman KUR.
"Masyarakat bisa langsung datang ke bank. Kementerian membuat daftar siapa saja debitur yang berhak. Kalau termasuk dalam daftar tersebut dan sesuai dengan aturan kementerian teknis terkait, maka bank akan ke penjaminan berupa pinjaman untuk peternakan, pertanian atau perikanan. Kalau bisa memenuhi syarat dari kementerian teknis terkait, maka debitur bisa mendapatkan pinjaman KUR. Pemerintah nanti bayar subsidi langsung ke bank," jelas Sofyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News