kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pencadangan naik, NIM perbankan diprediksi turun


Jumat, 03 Juni 2016 / 19:32 WIB
Pencadangan naik, NIM perbankan diprediksi turun


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi tren margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan sampai akhir tahun akan turun. Sebab, laba perbankan diprediksi masih akan tertekan dengan adanya kenaikan biaya pencadangan atau provisi.

Sebagai informasi, sampai April 2016, tercatat pencadangan atau provisi perbankan mengalami kenaikan 104% yoy. Kenaikan ini disebabkan karena adanya kredit bermasalah yang mengalami kenaikan.

Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK mengatakan, kenaikan biaya provisi ini disebabkan karena masih lemahnya kondisi ekonomi makro yang menyebabkan pertumbuhan dan kualitas kredit menurun. Provisi yang naik menyebabkan laba bersih perbankan agak tertekan. “Dengan laba yang turun ini kami prediksi ke depan, NIM bisa turun menjadi 3,5% sampai 4%,” ujar Nelson, Jumat, (3/6).

Sebagai informasi, sampai April 2016, tercatat laba bersih perbankan hanya naik sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena laba operasional tergerus biaya provisi. Tercatat, level rasio provisi terhadap total kredit naik 3,4% dari 2,8% pada tahun lalu. Sebagai gambaran, OJK memang mendorong, NIM perbankan turun. OJK bahkan memberikan insentif berupa kemudahan pembukaan jaringan kantor bank bagi bank yang mempunyai NIM dibawah 4,5%.

Penurunan NIM ini agar bank domestik bisa bersaing dengan perbankan di ASEAN yang memiliki NIM antara 1,6% sampai 3,3%. Sebagai informasi, sampai kuartal 1 2016, tercatat NIM bank umum di Indonesia sebesar 5,55% atau naik 25 bps yoy.

Beberapa bankir juga memprediksi sampai akhir tahun ini, laba perbankan masih akan tergerus. Kenaikan biaya provisi, akan menyebabkan NIM perbankan sampai akhir tahun ini mengalami penurunan. Misalnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memprediksi sampai akhir tahun 2016, NIM bank berkode BBTN ini akan mengalami penurunan tipis 10 bps - 20 bps menjadi 4,85%.

Direktur BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan akan mengkompensasi penurunan NIM dengan kenaikan fee based. “NIM memang sengaja kami turunkan sedikit,” ujar Iman kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×