kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pencairan Kredit Infrastruktur Masih Seret


Senin, 14 Desember 2009 / 08:08 WIB
Pencairan Kredit Infrastruktur Masih Seret


Reporter: Herry Prasetyo | Editor: Syamsul Azhar

JAKARTA. Penyerapan kredit infrastruktur, terutama untuk pembiayaan proyek jalan tol, masih amat rendah. Para bankir bank pelat merah, yang aktif menjadi kreditur proyek jalan tol, sangat mengeluhkan masalah ini.

Ambil contoh PT Bank BNI Tbk. Hingga kini, BNI sudah meneken komitmen pembiayaan untuk sembilan ruas tol senilai total Rp 7,6 triliun. Namun dari fasilitas sebesar itu, baru sebesar Rp 550 miliar yang sudah dicairkan. "Secara umum penyerapan masih relatif kecil. Kredit yang sudah cair adalah fasilitas untuk jalan tol Kanci-Pejagan," ujar Direktur Korporasi BNI Khrisna Suparto di Jakarta, Jumat (11/12).

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) mengalami nasib setali tiga uang dengan BNI. Asmawi Syam, Direktur Bisnis Kelembagaan BRI menuturkan, pencairan kredit tol sangat lamban karena terbentur persoalan di lapangan. "Pembebasan lahan masih menjadi kendala,” katanya.

Asmawi berharap, pemerintah lebih responsif mengatasi persoalan tersebut. Jika masalah pembebasan lahan teratasi, kredit ke proyek tol bakal lebih deras. “Kami berharap, kebijakan pemerintah mempercepat pembangunan jalan tol menjadi jalan keluar," kata Asmawi.
BRI sejauh ini sudah meneken komitmen pembiayaan jalan tol senilai total Rp 4,697 triliun. Namun ia tidak ingat persis berapa kredit yang sudah dicairkan.

Jika dibandingkan dengan proyek infrastruktur lainnya, proyek tol bisa dibilang yang paling lamban memanfaatkan fasilitas kredit. Di BNI, hingga akhir tahun ini total kredit infrastruktur yang disetujui sekitar Rp 12 triliun. Dan dari fasilitas sebesar itu, yang cair baru Rp 6 triliun. "Pencairan kredit paling seret di proyek jalan tol," ujarnya.

Sedangkan untuk kredit infrastruktur di kelistrikan dan telekomunikasi yang presentasenya 70% dari keseluruhan kredit infrastruktur di BNI, tidak terlalu bermasalah. Penggunaan kredit di kedua jenis proyek itu sudah hampir sama dengan nilai plafon.
Krishna optimistis, di tahun 2010, pencairan kredit untuk proyek jalan tol akan lebih lancar. "Paling tidak, tahun depan pencairan untuk proyek jalan tol bisa mencapai Rp 2,5 triliun," ujarnya.

Bank pelat merah lain yang aktif dalam sindikasi untuk pembiayaan jalan tol adalah Bank Mandiri. Hingga akhir tahun ini, plafon Bank Mandiri untuk pembiayaan jalan tol mencapai Rp 8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×