Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BCA) per Mei 2025, efisiensi terhadap pendapatan bunga menjadi salah satu kunci pertumbuhan. Di mana, bank mampu menjaga beban bunga di saat likuiditas ketat membayangi industri.
Seperti diketahui, emiten dengan kode saham BBCA ini mampu mencetak laba bank only pada Januari-Mei 2025 senilai Rp 25,2 triliun. Capaian tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 16% secara tahunan (YoY).
Adapun, jika melihat kinerja di bulan Mei 2025 saja, laba BCA tercatat senilai Rp 5 triliun. Kenaikannya mencapai 12% YoY dan tumbuh 10% jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga: Dana Kelolaan Bank Kustodian BCA Tembus Rp 460 Triliun per April 2025
Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren pun menyoroti pendapatan bunga yang pada Mei 2025 saja mencatat senilai Rp 8 triliun. Angka tersebut naik 4% dari bulan sebelumnya.
Di sisi lain, beban bunga BCA di Mei 2025 mampu ditekan dengan hanya tumbuh 1% YoY menjadi Rp 1,1 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih jadi naik 5% secara bulanan menjadi Rp 6,9 triliun.
“Pertumbuhan ini dapat mengindikasikan mulai naiknya lending yield, sesuai intensi manajemen,” ujar Edi dalam keterangan tertulisnya (16/6).
Hasil tersebut pun pada akhirnya juga mengerek rasio Net Interest Margin (NIM) dari bank swasta terbesar di Indonesia ini. NIM mereka tercatat di level 5,86% pada Mei 2025. Pada April 2025, NIM-nya masih di level 5,56%.
“Hasil ini membawa realisasi NIM selama lima bulan menjadi 5,73%, sesuai guidance akhir 2025 dari manajemen di kisaran 5,7–5,8%,” tambahnya.
Adapun, beban bunga yang berhasil dijaga oleh BCA ditopang oleh dominasi dana murah (CASA) yang dimiliki. Di mana, CASA ratio kembali meningkat ke level 83,2% per Mei 2025, dari bulan sebelumnya di level 82,9%.
Baca Juga: Jumlah Perusahaan yang Gunakan Layanan Payroll BCA Tumbuh 17% Hingga Maret 2025
Di sisi lain, likuiditas BCA relatif baik dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 80%. Di mana, kredit BCA juga tumbuh stagnan secara bulanan hanya bertambah sekitar Rp 1 triliun.
“Kondisi likuiditas yang cukup baik ini mendukung pertumbuhan kredit yang masih cukup kuat di level +12% YoY per Mei 2025, meskipun dengan tren pertumbuhan yang melambat sesuai intensi manajemen,” tandasnya.
Selanjutnya: Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara
Menarik Dibaca: Promo Marugame Udon Paket Umami 16-24 Juni Khusus Senin-Jumat, 2 Udon cuma Rp 100.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News