Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seretnya kenaikan pendapatan bunga karena penyaluran kredit masih tumbuh lambat, bankir pun berupaya menggenjot porsi pendapatan jasa atawa fee based income-nya. Bankir pun sudah menyiapkan strategi agar pundi-pundi pendapatan jasanya tumbuh subur.
Bank Negara Indonesia (BNI) semisal, optimistis pertumbuhan bisnis berbasis komisi akan tumbuh kencang di tahun ini. “Strategi peningkatan fee based tahun ini dengan optimalisasi layanan perbankan dari sektor business banking seperti trade finance, bank garansi dan remitensi,” ujar Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) kepada KONTAN, Kamis (11/1).
Untuk segmen ritel, BNI mendorong pertumbuhan lewat bisnis bancassurance, bisnis kartu dan bisnis berbasiskan transaksional melalui optimalisasi perbankan digital. “Dengan strategi itu, pertumbuhan pendapatan non bunga di tahun ini dapat lebih baik dari 2017," kata Herry. Tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan pendapatan komisi di atas 10%.
Tahun lalu, pendapatan non bunga BNI tumbuh dua digit. Penyumbangnya, aktivitas perbankan seperti account maintenance, bisnis kartu, trade finance dan remitensi.
Senada, Rohan Hafas Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, pendapatan non bunga secara bank only diproyeksikan melaju. “Ini sesuai dengan arahan manajemen untuk terus meningkatkan fee based ratio sebagai sumber pendapatan selain bunga,” kata Rohan.
Per November 2017, pendapatan komisi Bank Mandiri berasal dari collection yang mencapai Rp 3,2 triliun atau naik 24,4% dari setahun lalu. Ada pula pendapatan dari aktivitas tresuri yang tumbuh 31,9% mencapai Rp 2,7 triliun serta pendapatan administrasi kredit dan sindikasi yang tumbuh 7,7% menjadi Rp 2 triliun.
Bank Mandiri juga mendukung program pemerintah dalam menerapkan sistem cashless atawa elektronifikasi pada seluruh gerbang tol sejak awal November 2017. Program tersebut juga ikut mendongkrak pendapatan non bunga dari kartu prabayar yang hingga November bernilai Rp 32,5 miliar.
“Pendapatan dari kartu prabayar tersebut meningkat dua kali lipat pada Desember 2017 menjadi sebesar Rp 72 Miliar,” ujar Rohan.
Sementara, Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan fee based income tahun ini menyentuh Rp 2,07 triliun. Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN mengatakan, sumber fee based BTN hingga November 2017 diantaranya berasal dari trading teasury dengan porsi 25%, pendapatan administrasi giro, tabungan, serta kredit sebanyak 35%, pendapatan layanan dari card business, sekuritisasi, bancassurance sejumlah 22%, serta pendapatan lain seperti recovery asset hapus buku dengan porsi 18%.
“Karena mayoritas pemasukan fee based berdasarkan transaksi, maka yang harus diupayakan yakni peningkatan transaksi dengan pelayanan yang prima,” kata Iman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News