Reporter: Yoliawan H | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kian masif untuk menumbuhkan pendapatan selain bunga mereka untuk meningkatkan pemasukan. Salah satunya yakni dari fee based income (FBI) yang akan digenjot. Strategi ini diyakini akan membantu pemasukan perseroan di tengah tren bunga yang menurun.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yakin pertumbuhan fee based mereka akan lebih baik lagi di 2018. Pertumbuhan ini akan didukung oleh beberapa sumber pemasukan fee based.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, fee based BNI pada tahun 2017 disumbang terbesar dari aktivitas perbankan seperti account maintenance, bisnis kartu serta layanan bisnis banking seperti trade finance dan remittance.
“Strategi peningkatan fee based di tahun ini yaitu dengan optimalisasi layanan perbankan dari sektor business banking seperti trade finance, bank garansi dan remittance,” jelas Herry kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).
Herry menambahkan, untuk segmen consumer retail, pihaknya mendorong pertumbuhan melalui bisnis bancassurance, bisnis kartu dan bisnis berbasiskan transaksional melalui optimalisasi digital banking.
“Dengan strategi tersebut, pertumbuhan fee based kita di tahun 2018 dapat lebih baik dari 2017, tambah Herry.
Pun, pihaknya mematok fee based di tahun 2018 dapat tumbuh di atas 10% year on year (yoy).Selain itu, menurutnya di tahun 2017 pertumbuhan fee based BNI dapat mencapai dua digit. Sayang pihaknya enggan menjelaskan detail realisasi fee based BNI sepanjang tahun 2017.
Senada, PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) pun yakin fee based di tahun 2018 akan lebih moncer lagi dibandingkan dengan tahun 2017. Rohan Hafas, Corporate Secretary Mandiri mengatakan, fee based secara bank only diproyeksikan terus meningkat di tahun 2018 seiring dengan pertumbuhan bisnis Bank Mandiri.
“Hal ini juga sesuai dengan arahan manajemen untuk terus meningkatkan fee based ratio sebagai sumber pendapatan selain bunga,” ujar Rohan belum lama ini.
Rohan menjelaskan, sumber fee based Mandiri per November 2017 terbesar ada pada collection yang mencapai Rp 3,2 triliun atau meningkat sebesar 24,4% yoy. Disusul aktivitas treasury mencapai Rp 2,7 triliun atau meningkat 31,9% yoy dan admin kredit & sindikasi sebesar Rp 2,0 triliun atau meningkat 7,7% secara yoy.
Pun, menurutnya, Bank Mandiri turut mendukung program pemerintah melalui arahan dari Bank Indonesia dan Jasa Marga dalam menerapkan sistem cashless/elektronifikasi pada seluruh gerbang tol di Indonesia pada awal November 2017.
Dari program tersebut turut mendongkrak pendapatan fee based dari kartu prepaid hingga November 2017 sebesar Rp 32,5 miliar. “Adapun pendapatan dari prepaid tersebut meningkat dua kali lipat pada Desember 2017 menjadi sebesar Rp 72 miliar,” tutup Rohan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News