kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.289   -194,00   -1,21%
  • IDX 6.992   -116,03   -1,63%
  • KOMPAS100 1.043   -21,20   -1,99%
  • LQ45 818   -16,03   -1,92%
  • ISSI 213   -3,42   -1,58%
  • IDX30 418   -8,84   -2,07%
  • IDXHIDIV20 504   -9,78   -1,91%
  • IDX80 119   -2,49   -2,05%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,60   -1,83%

Penerbitan Surat Utang Multifinance Naik Menjadi Rp 27,09 Triliun di Tahun 2022


Senin, 26 Desember 2022 / 17:56 WIB
Penerbitan Surat Utang Multifinance Naik Menjadi Rp 27,09 Triliun di Tahun 2022
ILUSTRASI. Sektor multifinance menjadi sektor dengan penerbitan surat utang tertinggi di tahun 2022.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang oleh industri multifinance di tahun 2022 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, multifinance menerbitkan surat utang senilai Rp 21,04 triliun pada tahun 2021. Jika merujuk pada realisasi selama Januari 2022 hingga 23 Desember 2022, penerbitan obligasi oleh multifinance naik menjadi Rp 27,09 triliun.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan, nilai tersebut tumbuh 28,75% secara year-on-year (YoY) dan membuat sektor multifinance menjadi sektor dengan penerbitan surat utang tertinggi di tahun 2022.

Danan menyebut, tingginya penerbitan oleh industri multifinance terkait erat dengan kebutuhan refinancing yang tinggi. Selain itu, penerbitan juga didorong oleh kebutuhan untuk mendanai pembiayaan, yang mana telah kembali tumbuh.

Baca Juga: Walau Bunga Naik, Penerbitan Obligasi Multifinance di 2023 Diprediksi Tetap Ramai

Lebih lanjut, angka jatuh tempo surat utang di industri multifinance pada tahun 2022 mencapai Rp 23,80 triliun. Perusahaan multifinance memanfaatkan lingkungan suku bunga rendah di awal tahun untuk membiayai kembali surat utang mereka yang jatuh tempo.

"Sehingga, mereka bisa membiayai kembali dengan membayar imbal hasil yang relatif rendah seiring dengan kondisi suku bunga rendah," kata Danan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/12).

Selain itu, kata Danan, kebutuhan pendanaan di tahun 2022 juga tinggi karena bisnis multifinance telah kembali tumbuh. Hingga Oktober 2022, pembiayaan multifinance telah tumbuh 12,2% YoY menjadi Rp 402,64 triliun. Pertumbuhan positif tersebut kontras dengan tahun 2021 yang mana pembiayaan masih membukukan nilai yang menurun -1,5% YoY.

Menurut Danan, untuk tahun 2023, kebutuhan pembiayaan diperkirakan masih akan tinggi. Industri multifinance sangat tergantung pada surat utang untuk mengumpulkan pendanaan selain meminjam ke bank.

Baca Juga: Yield Obligasi Korporasi Naik, Tren Penerbitan Bakal Menurun

"Kami mengharapkan industri ini akan tumbuh solid di tahun depan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat, di mana kami memproyeksikan PDB riil akan tumbuh di kisaran 4,92% sampai dengan 5,23%," ungkap Danan.

Selain itu, Danan juga melihat kebutuhan refinancing yang masih akan tinggi di tahun 2023. Berdasarkan angka KSEI per 30 November 2022, surat utang yang jatuh tempo dari industri multifinance mencapai Rp 16,66 triliun.

"Sebagian besar akan jatuh tempo pada kuartal kedua dan ketiga, di mana masing-masing mencakup 35,90% dan 39,10% dari total surat utang yang jatuh tempo," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×