kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Walau Bunga Naik, Penerbitan Obligasi Multifinance di 2023 Diprediksi Tetap Ramai


Senin, 26 Desember 2022 / 16:51 WIB
Walau Bunga Naik, Penerbitan Obligasi Multifinance di 2023 Diprediksi Tetap Ramai
ILUSTRASI. Penerbitan obligasi di tahun ini cukup semarak termasuk oleh multifinance, meski tren bunga mulai naik.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi di tahun ini cukup semarak termasuk oleh multifinance, di tengah kenaikan suku bunga dan ancaman lonjakan inflasi. Melihat data pasar sampai November 2022, penerbitan obligasi di tahun ini meningkat sebesar Rp 156 trilun atau tumbuh lebih dari 50% dibanding tahun sebelumnya.

Dominasi pasar obligasi tetap dikuasai industri multifinance dengan total penerbitan Rp 37 trilun atau 23% dari total nilai penerbitan obligasi. Kenaikan penerbitan obligasi seiring dengan kebutuhan untuk membayar obligasi yang jatuh tempo sekaligus juga suku bunga yang relatif rendah sampai semester I tahun 2022.

Sedangkan dari nilai outstanding, industri multifinance menguasai 28% atau sebesar Rp 131 triliun dari total pasar obligasi Rp 465 triliun.

Di tahun depan, dengan adanya kenaikan suku bunga acuan, penerbitan obligasi mungkin akan sedikit terhambat karena beberapa calon emiten mengambil posisi menunggu (wait and see). Hal yang sama juga dengan investor yang masih menunggu sampai titik batas bunga acuan berhenti atau stabil.

Namun, mengacu data Pefindo, nilai penerbitan obligasi di tahun depan masih cukup tinggi seiring waktu pembayaran obligasi yang jatuh tempo dengan nilai Rp 126 triliun. Selain itu, dengan suku bunga tinggi, investor (terutama dengan profil fixed income) juga tertarik dengan nilai obligasi yang memiliki kupon tinggi, sehingga diharapkan pasar obligasi tetap semarak.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Tahun Depan Terganjal Suku Bunga Tinggi

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, perusahaan multifinance tidak bisa sembarangan menerbitkan obligasi karena harus ada dalam business plan yang harus dimasukkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan November setiap tahunnya.

Direktur WOM Finance Cincin Lisa Hadi menuturkan, WOM Finance melihat tren obligasi di tahun 2023 masih positif seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cukup baik serta kondisi market khususnya obligasi yang baik.

Cincin menyatakan, di tahun 2023 WOM  Finance berencana menerbitkan obligasi untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan. Adapun, kontribusi obligasi lebih dari 50% atas pendanaan WOM Finance di tahun 2023.

"Perusahaan berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun di tahun 2023," kata Cincin saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/12).

Senada, CIMB Niaga Auto Finance (CNAF ) berencana menerbitkan obligasi dalam bentuk sukuk di tahun 2023 seiring rencana perusahaan dalam melakukan diversifikasi sumber pendanaan. Sekaligus perkenalan kepada investor sebagai rencana jangka panjang CNAF untuk menjadi perusahaan terbuka (go public).

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengungkapkan, penerbitan sukuk diharapkan membuat pelaku pasar tertarik dan membeli instrument, mengingat pertumbuhan perusahaan yang bagus, baik dari sisi asset maupun keuntungan.

"Dari kacamata kenaikan suku bunga acuan, seluruh instrument keuangan pastinya akan naik. Jadi, CNAF melihat tidak ada kebutuhan untuk menunda penerbitan sukuk mengingat bunga dari sumber dana perbankan pun akan terkerek naik pula," ujar Ristiawan kepada Kontan.co.id, Senin (26/12).

Adapun, CNAF akan mengeluarkan obligasi dalam bentuk sukuk wakalah dengan maksimal nilai penerbitan sebesar Rp 1 triliun. Sukuk CNAF akan dikeluarkan dalam 2 bentuk tranche yaitu setahun (370 hari) maupun 3 tahun sesuai dengan rata-rata jangka waktu pembiayaan kepada nasabah CNAF.

Ristiawan menambahkan, dengan rencana penerbitan sebesar Rp 1 triliun, porsi kontribusi obligasi sebesar 12% dari total kebutuhan pendanaan untuk pembiayaan baru CNAF di tahun 2023.

"Selain sukuk, CNAF memanfaatkan sumber pendanaan dari pembiayaan bersama (joint financing), pinjaman perbankan maupun modal sendiri," imbuhnya.

Multifinance lain yang berencana menerbitkan obligasi yaitu PT BFI Finance Indonesia. Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono mengatakan, sesuai informasi dari penjamin emisi obligasi, penerbitan obligasi baru dari sektor multifinance agak terbatas di akhir tahun 2022, namun diperkirakan akan mulai kembali bertambah di tahun depan.

Sudjono bilang, BFI Finance memiliki rencana untuk penerbitan obligasi di tahun 2023. antara Rp 1 triliun sampai dengan Rp 2 triliun.

"Pada saat ini, pendanaan melalui obligasi di BFI Finance memiliki kontribusi sekitar 15% dari total pendanaan yang telah digunakan oleh perusahaan," ungkap Sudjono kepada Kontan.co.id, Senin (26/12).

Di sisi lain, PT Clipan Finance dikabarkan baru akan menerbitkan obligasi di tahun 2024. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo menyebut, penerbitan obligasi multifinance di tahun depan akan kembali meningkat, sehubungan dengan kebutuhan industri pembiayaan.

"Untuk Clipan, kami baru akan menerbitkan Obligasi di 2024," katanya.

Harjanto bilang, hal itu lantaran dari target pembiayaan 2022 sebesar Rp 6 triliun naik ke Rp 9 triliun di 2023, masih cukup degan pendanaan sendiri, dukungan dari Bank Panin sebagai induk perusahaan dan dukungan dari pinjaman-pinjaman bilateral  bank lainnya yang masih berjalan baik.

Baca Juga: Multifinance Ramai-Ramai Terima Kucuran Fasilitas Kredit dari Perbankan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×