kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.312   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.009   52,00   0,75%
  • KOMPAS100 1.041   11,51   1,12%
  • LQ45 813   12,22   1,53%
  • ISSI 212   1,43   0,68%
  • IDX30 417   6,05   1,47%
  • IDXHIDIV20 498   8,14   1,66%
  • IDX80 119   1,38   1,18%
  • IDXV30 123   1,25   1,03%
  • IDXQ30 138   2,13   1,57%

Penetrasi Perasuransian Turun, Simak Strategi Asuransi Cakrawala


Jumat, 11 Oktober 2024 / 16:48 WIB
Penetrasi Perasuransian Turun, Simak Strategi Asuransi Cakrawala
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi sektor perasuransian menurun dari 3,11% pada 2020 menjadi 2,59% pada 2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi sektor perasuransian menurun dari 3,11% pada 2020 menjadi 2,59% pada 2023. Menanggapi menurunnya angka penetrasi itu, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) menilai pelaku asuransi perlu menyediakan solusi dan layanan yang inklusif serta memberikan kemudahan.

Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro menyampaikan untuk dapat menjangkau dan memberikan layanan ke berbagai lapisan, tentunya pelaku asuransi harus melakukan inovasi transformasi digital dan ragam solusi serta layanan digital lainnya. 

"Kami juga berkomitmen terus meningkatkan literasi finansial dan penetrasi asuransi melalui berbagai cara, seperti memberikan edukasi terkait pentingnya berasuransi dalam berbagai cara yang informatif melalui kanal media sosial kami," katanya kepada Kontan, Jumat (11/10).

Melihat rendahnya inklusi keuangan sektor asuransi, Nico menilai hal itu sebagai tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan penetrasi asuransi di masyarakat. Dalam upaya membuka akses asuransi yang lebih luas, maka diperlukan kolaborasi antara pemerintah, otoritas, dan pelaku jasa asuransi.

Baca Juga: Asuransi Kendaraan Bermotor Asuransi Cakrawala Sumbang 30% Terhadap Total Premi

ACPI menilai bahwa jumlah generasi muda yang kian bertumbuh menjadi peluang bagi industri asuransi. Pasalnya, masyarakat yang lebih muda memiliki karakteristik yang lebih dinamis, senang dengan hal yang mudah dan cepat, serta sangat piawai dengan penggunaan digital.

"Oleh karena itu, hal tersebut bisa menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan penetrasi asuransi melalui inovasi dan ragam solusi serta layanan oleh pelaku asuransi," ujarnya.

Sementara itu, Nico berpendapat dengan adanya inovasi transformasi digital, tidak akan menggerus tenaga agen. Sebab, dia menilai berbagai lapisan masyarakat yang ada di Indonesia memiliki kebutuhan akan perlindungannya masing-masing, dan banyak sekali lapisan masyarakat yang belum terlindungi asuransi, sehingga peluangnya masih sangat besar.

"Contohnya, untuk kategori masyarakat belum melek akan teknologi, masih sangat cocok disasar melalui tenaga agen. Dengan demikian, untuk dapat menjangkau dan memberikan layanan ke berbagai lapisan tersebut, tentunya pelaku asuransi harus melakukan inovasi dan ragam solusi serta layanan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×