kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentingnya peran literasi keuangan dalam memulai usaha


Sabtu, 26 September 2020 / 11:13 WIB
Pentingnya peran literasi keuangan dalam memulai usaha
ILUSTRASI. fintech financial technology teknologi finansial tekfin Aplikasi Akulaku Indonesia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan banyak generasi millennial yang memutuskan untuk membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah. Terlebih lagi di era yang serba digital seperti sekarang ini dengan masifnya informasi yang beredar di internet, memudahkan generasi millennial untuk melakukan berbagai hal, termasuk memulai usaha sendiri.

Namun, sering kali usaha-usaha baru yang dibangun ini kemudian gagal dalam waktu singkat dikarenakan tingkat literasi keuangan yang masih minim.

Tingkat literasi keuangan yang minim selain bisa menyebabkan perhitungan bisnis yang kurang baik, sering kali juga berdampak buruk pada kondisi keuangan pribadi.

Hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan wawasan yang bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang berhubungan dengan aspek keuangan..

Salah satu hal yang dapat dilihat pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2019 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah, masyarakat Indonesia pada umumnya belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.  Hal ini terlihat dari indeks tingkat literasi keuangan di OJK yang mencapai angka 38,03%.

Baca Juga: Begini cara Akulaku melakukan mitigasi dampak pandemi

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang, terutama bagi yang ingin memulai bisnis sendiri dan juga terhindar dari masalah keuangan. Hal ini ditegaskan oleh Ali Harahap yang merupakan pengusaha muda pendiri Masalalu Cafe.

“Untuk menjalankan bisnis sendiri, baik kecil maupun besar pastinya membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik agar dapat tercipta bisnis yang berkelanjutan,” ujar Ali dalam keterangannya saat acara Webinar Literasi Keuangan & Wirausaha 'Memulai Bisnis di Masa Pandemi', Jumat (25/9) yang merupakan hasil kerja sama antara Akulaku Finance Indonesia dan Universitas Tarumanagara.

Sedikit berbagi pengalaman dirinya saat Ali memulai usaha kedai kopinya dari nol, menurutnya menjadi pengusaha yang memulai bisnis dari nol sangatlah tidak mudah. Jatuh bangun dalam mengembangkan usaha pasti akan sangat terasa di awal memulai usaha.

Di situlah Ali menegaskan bahwa untuk meningkatkan keberhasilan usaha, pengusaha harus mengembangkan mental dan kemampuan pribadi, selain itu tentu harus juga diiringi dengan perencanaan keuangan yang matang.

“Di awal membangun usaha kan sudah bentuk tim. Di situ kita harus sudah pikir untuk bisa membayar gaji karyawan. Di situlah pentingnya financial planning untuk jaga cash flow. Selama dua tahun aku push diri sendiri untuk kerja lebih keras buat dapetin untung supaya bisa bayar gaji karyawan,” tambahnya.

Menurut Ali, akan sangat berbahaya bagi pemilik usaha jika tidak pandai mengatur keuangan. Terlebih lagi jika menggabungkan pendapatan pribadi dan bisnis.

Hindari Kerugian

Senada dengan yang disampaikan Ali, Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan bahwa dengan memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik maka kita bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan.

“Pengertian dari literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Aspek ini yang harus kita tingkatkan sebelum mulai mengambil keputusan yang bisa memengaruhi kondisi keuangan,” kata Wildan.

“Sebagai perusahaan pembiayaan berbasis digital yang terdaftar dan diawasi OJK, Akulaku Finance melihat literasi keuangan adalah pemahaman yang sangat penting dan harus dimiliki oleh masyarakat. Mungkin ada yang  pernah baca kasus investasi yang menawarkan peluang investasi tanpa risiko yang menjanjikan keuntungan sangat besar? tapi pada akhirnya malah banyak masyarakat yang merugi karena ternyata institusi yang menawarkan produk investasi tersebut tidak kredibel, produk investasi yang dijual ternyata fiktif. Kalau kita memiliki literasi keuangan yang baik seharusnya kita bisa mengetahui cara agar terhindar dari berbagai tawaran investasi yang tidak fiktif,” ujar Wildan.

Wildan menambahkan, pemahaman literasi keuangan dapat ditingkatkan dengan cara membaca artikel mengenai literasi keuangan pada sumber berita atau artikel terpercaya. Salah satu sumber informasi terlengkap mengenai literasi keuangan adalah situs edukasi milik OJK, yakni www.sikapiuangmu.ojk.go.id.

Baca Juga: Dukung pelaku UMKM, Akulaku Finance lakukan restrukturisasi pinjaman

Selain itu, platform media sosial juga bisa menjadi sumber literasi keuangan yang baik bila kita mengikuti akun media sosial dari para ahli perencanaan keuangan yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik.

Di masa pandemi ini, kebiasaan masyarakat dipaksa berubah drastis, masyarakat merubah kebiasaannya dari yang berbelanja langsung di swalayan atau pasar, kini dipaksa untuk terbiasa dengan berbelanja daring. Dari yang terbiasa membayar secara tunai, saat ini sudah membiasakan diri untuk membayar secara non tunai atau memanfaatkan pembayaran secara digital.

Ternyata, perubahan kebiasaan ini membawa peluang usaha yang menarik bagi para merchant e-commerce, salah satunya adalah merchant di Akulaku Silvrr Indonesia, yang merupakan lini bisnis e-commerce marketplace di bawah Akulaku Group. Hal ini diceritakan oleh Business Development Manager Akulaku Silvrr Indonesia, Adrian Iskandar

“Ada merchant di platform e-commerce Akulaku yang baru mulai berjualan menjelang masa pandemi dimulai dan ternyata penjualannya tetap bagus hingga sekarang. Kita melihat hal ini selain karena kebiasaan masyarakat yang berubah, juga disebabkan oleh kemampuan merchant dalam berinovasi saat berjualan di platform e-commerce, dan juga menunjukkan besarnya potensi dalam berjualan dan bertransaksi secara daring,” ujar Adrian.

Adrian menambahkan, salah satu persyaratan administratif untuk dapat mulai berjualan dalam platform e-commerce Akulaku adalah dengan mendaftarkan KTP dan NPWP yang dimiliki. 

Baca Juga: Platform kredit digital bantu pedagang kecil dengan keringanan cicilan

“Saat merchant sudah bisa mulai berjualan, baiknya merchant berinovasi dan menyajikan gambar visual produk yang menarik dan berbeda dari yang lain. Selain itu, untuk mengurangi risiko dalam memulai usahanya, merchant juga bisa menjalani peran sebagai dropshipper untuk barang-barang yang sedang laku di pasaran,” tambah Adrian.

“Walaupun keadaan saat ini cukup menantang, kami percaya peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa pandemi itu masih ada. Perlu diingat kembali, sebelum mulai mengambil keputusan penting yang bisa berpengaruh pada kondisi keuangan, masyarakat perlu membekali diri dengan wawasan tentang literasi keuangan dan mengelola risiko dengan baik,” tutup Wildan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×