kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Penuhi kebutuhan talenta, Unika Atma Jaya gandeng OVO-Bareksa rilis Fintech Academy


Selasa, 16 Februari 2021 / 12:21 WIB
Penuhi kebutuhan talenta, Unika Atma Jaya gandeng OVO-Bareksa rilis Fintech Academy
Peluncuran Fintech Academy oleh Unika Atma Jaya bersama OVO?dan Bareksa.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memenuhi talenta bagi industri fintech, Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya bersama OVO, dan Bareksa meluncurkan inisiatif Fintech Academy. Inisiatif itu juga untuk mendorong literasi keuangan digital di Indonesia.

Pada tahap awal, Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa akan memulai Fintech Academy dengan memberikan mata kuliah fintech dengan materi seperti big data, blockchain, e-money, e-investment. Juga insurtech, P2P Lending, alternative credit scoring, dan lain-lain yang akan dibawakan langsung oleh pakar fintech dari OVO dan Bareksa.

Sesi mata kuliah fintech akan terbagi dalam sesi kuliah umum dan MOOC (Massive Open Online Courses / perkuliahan daring yang menawarkan akses terbuka melalui internet) yang memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengakses langsung materi ajar. 
Dalam jangka panjang, Fintech Academy akan mengembangkan Early Learning Program (ELP) Fintech untuk anak SMA, program magang di fintech, dan membuat program inkubasi startup untuk mahasiswa.

Rektor Unika Atma Jaya Dr. A. Prasetyantoko, menyatakan Unika Atma Jaya, OVO dan Bareksa secara aktif berkontribusi terhadap pendidikan Indonesia dan industri fintech. Hal ini dilakukan melalui pembentukan kurikulum yang mengacu pada perkembangan industri.

Baca Juga: Tekfin Berharap Bisnisnya Tumbuh dari Tol Nirsentuh

“Kami berkomitmen mengembangkan kurikulum fintech yang komprehensif, tidak hanya mata kuliah namun juga kesempatan untuk belajar langsung dari perusahaan fintech terbaik Indonesia dan mendapatkan mentor sesuai bidang eksplorasi yang dipilih,” tutur Prasetyantoko dalam konferensi virtual, Selasa (16/2).

Presiden Direktur OVO / Founder & CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, menjelaskan Fintech Academy merupakan bentuk nyata atensi OVO dan Bareksa dalam menjawab masalah utama sumber daya manusia di industri fintech. Data AFTECH menunjukkan hingga Januari 2021 terdapat 375 perusahaan startup fintech di Indonesia dengan lebih dari 20 model bisnis.

Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan jumlah startup fintech terbesar di ASEAN, untuk itu Fintech Academy dapat menjadi wadah untuk mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia untuk industri fintech, khususnya kepada Generasi Z di Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 27,94%. 

“Fintech Academy merupakan cara untuk menyiapkan SDM yang siap-kerja untuk mengantisipasi perkembangan fintech yang pesat di Indonesia. Harapan kami kolaborasi ini dapat menjadikan Gen Z tidak hanya menjadi konsumen digital, namun menjadi generasi yang dapat memberikan inovasi dalam industri fintech dan dapat mengatasi masalah kesenjangan SDM di industri ini yang perlu ditangani secara kolaboratif,” terang Karaniya.

Pakar fintech Poltak Hotradero yang juga menjadi salah satu dosen dalam program Fintech Academy mengatakan ditopang oleh penetrasi internet yang berkembang pesat. Juga  didukung oleh kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan maka industri fintech di Indonesia akan terus mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Cegah pencucian uang, OJK rilis aturan baru bagi fintech

“Pemanfaatan fintech yang tumbuh tinggi harus diimbangi oleh sumber daya manusia yang mumpuni agar dapat bekerja di sektor fintech. Industri fintech membutuhkan generasi muda yang merupakan penduduk usia kerja untuk mendorong berbagai inovasi solusi jasa keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam bilang riset McKinsey menyatakan teknologi digital terutama Artificial Intelligence (AI) dan Fintech. Hal ini berpotensi meningkatkan PDB nasional hingga 12% hingga 18% dengan nilai mencapai US$ 366 miliar dalam 10 tahun ke depan.

“Untuk mencapai potensi yang sangat besar ini, kebutuhan kompetensi di bidang ekonomi digital, terutama fintech, akan sangat dibutuhkan masyarakat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Harapan kami program Fintech Academy dapat menjadi bagian program kampus merdeka untuk membangun talenta sumber manusia unggul untuk Indonesia maju, Indonesia jaya,” katanya.

Selanjutnya: Transaksi Uang Elektronik Naik Hingga Lebih dari 100% Selama Pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×