kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penuhi Modal Inti, Bank Banten akan Bentuk Kelompok Usaha Bank


Jumat, 02 Desember 2022 / 18:30 WIB
Penuhi Modal Inti, Bank Banten akan Bentuk Kelompok Usaha Bank
ILUSTRASI. Bank Banten akan membentuk Kelompok Usaha Bank untuk memenuhi modal inti. KONTAN/Muradi/


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SERANG. PT Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS) terus berupaya untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum meskipun tenggat waktunya masih panjang.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi waktu lebih longgar pada bank daerah untuk memenuhi modal inti sebesar Rp 3 triliun hingga Desember 2024.

Salah satunya dengan membentuk KUB (Kelompok Usaha Bank), dalam hal ini Bank Banten akan melakukan sinergi dengan satu perusahaan atau satu bank yang akan menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) dalam KUB dimaksud.

Melalui KUB ini, BEKS akan berada dalam satu kelompok bank yang memiliki keterkaitan kepemilikan atau pengendalian. Sementara, modal inti BEKS hanya dipersyaratkan Rp 1 triliun sehingga risiko beralih ke induk.

Baca Juga: Lakukan Penyertaan Modal Rp 99,9 Miliar, Bank BJB Miliki 7,15% Saham Bank Bengkulu

"Berkaitan dengan permodalan, diputuskan bahwa bank Banten akan membentuk KUB, dan saat ini sedang berproses. Untuk kedepannya ikut kemana belum bisa kami informasikan karena masih berkembang, dan ini masih perlu adanya pembahasan-pembahasan lebih lanjut dengan yang nanti akan menjadi induk Bank Banten," ungkap Komisaris Bank Banten, M. Yusuf saat public expose di Serang-Banten, Jumat (2/12).

Menurut Yusuf, KUB sebagai salah satu cara memenuhi modal inti, KUB ini nanti ada bank induknya, dan bank induk ini yang akan meng-guidance jalannya usaha bank Banten.

Di sisi lain, bank berkode saham BEKS ini juga akan melakukan dua aksi korporasi yakni rights issue dan private placement dalam pemenuhan modal inti bank.

Bank Banten berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue dengan menerbitkan saham baru seri C sebanyak-banyaknya 30 miliar saham bernominal Rp 50 per saham.

Rights issue itu ditujukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan modal, khususnya pemenuhan kewajiban modal inti serta dalam upaya meningkatkan keunggulan kompetitif. Pelaksanaannya akan digelar maksimal 12 bulan setelah disetujui RUPSLB.

Rencana rights issue ini disebut akan berpengaruh terhadap pemegang saham, di mana para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian Saham Baru akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 92,17%.

"Berkaitan dengan rights issue akan ada tahap-tahap yang ditempuh dengan pemegang saham dan direksi baru, ini kami juga akan mempersiapkan itu setelah bertemu pemegang saham dan direksi yang baru ini," katanya.

Sementara private placement juga ditujukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun. Per Oktober 2022, modal inti perseroan mencapai Rp 1,34 triliun.

Baca Juga: Bank Banten (BEKS) Bersiap Rights Issue dan Private Placement Sebelum Akhir 2024

Private placement dilakukan sejalan dengan rencana Bank Banten membuka ruang konsolidasi melalui skema pembentukan KUB terhadap Bank yang telah dimiliki.

"Semua akan menjadi PR bagi kami dan direksi yang baru, tentunya ini akan menjadi pembahasan-pembahasan lebih lanjut jadi tidak hari ini saja selesai," imbuhnya.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan perseroan per kuartal III/2022, dari sisi penyaluran kredit perseroan mencatatkan kenaikan menjadi sebesar Rp3,65 Triliun, atau naik 18,47% secara tahunan.

Pertumbuhan kredit tersebut juga didukung dengan perbaikan kualitas aset Perseroan yang ditandai dengan penurunan rasio non performing loan (NPL) net menurun 2,5% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,5%.

Di sisi lain, Bank Banten melaporkan rugi bersih sebesar Rp 126,07 miliar, bila dibandingkan dengan tahun lalu, kerugian bank susut 15,57%. Kerugian yang masih dialami Bank Banten dikarenakan beban operasional yang membengkak. Tercatat, beban umum dan administrasi Bank Banten naik 50,17% menjadi Rp 213,90 miliar.

Selain itu, beban tenaga kerja dan tunjangan Bank Banten naik 6,25% menjadi Rp 102,72 miliar. Dengan begitu, total beban operasional yang ditanggung oleh Bank Banten membengkak 32,41% menjadi Rp 316,603 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×