Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank kecil mulai berupaya melakukan pemenuhan ketentuan permodalan yang diamanatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni modal minimum bank Rp 3 triliun pada 2022. Salah satunya PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) telah memenuhi modal inti Rp 1 triliun pada September 2020 lalu.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menyatakan sebenarnya terlepas dari peraturan OJK itu, Bank Neo Commerce juga memang melihat perlunya penambahan modal untuk pengembangan bisnis ke depan. Oleh sebab itu, kini BBYB tengah melakukannya proses penawaran umum terbatas (PUT) keempat atau rights issue pada Maret 2021.
“Dan akan ada tambahan beberapa seri PUT lagi untuk mengejar kebutuhan modal kami sampai dengan Rp 2 triliun di tahun 2021 ini. Tahun depan, kami juga sudah memiliki capital plan yang mendukung strategi bisnis tahun depan, juga terkait pemenuhan tambahan modal inti menjadi Rp3 triliun,” papar Tjandra dalam paparannya secara virtual, Senin (9/3).
Baca Juga: Ekonomi mulai pulih, kenaikan ratio utang bisa lebih mini
Hingga Desember 2020, komposisi pemegang saham BBYB terdiri dari PT Akulaku Silvrr Indonesia yang memiliki 24,98% saham perusahaan. Lalu PT Gozcoo Capital sebanyak 20,13% dan PT Asabri (Persero) memegang 18,62% saham bank. Sedangkan masyarakat mengempit 36,27% dari saham BBYB.
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB).
Pada 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Selanjutnya: Bank Neo Commerce (BBYB) milik Akulaku bukukan laba Rp 15,87 miliar di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News