Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana perbankan di surat berharga sampai dengan awal kuartal III 2019 terpantau masih tinggi. Namun, jika merujuk data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DPPR) Kementerian Keuangan, sampai dengan 3 September 2019 total dana bank di surat berharga negara (SBN) Rupiah mencapai Rp 611,58 triliun.
Secara historis, penempatan dana bank di SBN Rupiah memang sempat menurun dari akhir April 2019 sebesar Rp 606,51 triliun ke bulan Mei 2019 menjadi Rp 503,9 triliun atau turun 16,91% secara month on month (mom).
Namun sejak bulan Mei 2019 hingga awal September 2019 jumlahnya terus meningkat walau tidak signifikan.
Baca Juga: Bank BRI telah mengganti dana nasabahnya yang kena skimming Rp 80 juta
Adapun, secara total Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2019 hanya tumbuh 0,53% secara year on year (yoy) menjadi Rp 971,89 triliun. Menanggapi hal tersebut, PT Bank BNI Syariah mengakui total portofolio surat berharga menurun.
Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati bilang jika dibandingkan antara Desember 2018 dan Agustus 2019 portofolio surat berharga perseroan mengalami penurunan sekitar 3%.
Hal tersebut dinilai wajar, pasarnya menurut BNI Syariah hal itu dikarenakan hal tersebut merupakan bagian dari manajemen likuiditas perbankan.
"Sebagian surat berharga yang telah jatuh tempo kami gunakan untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan dan pemenuhan penarikan dana pihak ketiga (DPK)," katanya kepada Kontan.co.di, Kamis (5/9).
Baca Juga: Penempatan dana bank di surat berharga flat secara industri, begini kata bankir
Di sisi lain, sebagian surat berharga BNI Syariah yang sudah jatuh tempo memang diinvestasikan ulang ke sukuk baru baik melalui primary maupun secondary market.
Sementara itu, Irfanto Oeij, Direktur Utama PT Bank Mayora memandang besar atau kecilnya penempatan dana bank di surat berharga tidak mencerminkan kondisi likuiditas di pasar secara keseluruhan.
Adapun, Ia sepakat bahwa tren penempatan dana di surat berharga bakal menurun. Hal ini disebabkan, sejumlah bank memilih untuk menjaga rasio loan to funding ratio (LFR). "Sehingga tidak banyak dana-dana di yang ditempatkan di surat berharga," terangnya.
Baca Juga: Pembiayaan multiguna oleh multifinance tumbuh 5,92% hingga bulan Juli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News