Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar di kelas Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 yang bermodal inti di atas Rp 30 triliun mengaku mengalami perlambatan kredit pada triwulan III. Permintaan kredit yang menurun jadi alasannya.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) Kartika Wirjoatmodjo juga turut mengakui perlambatan kredit yang disalurkan pihaknya. “Sampai kuartal 3/2019 memang sedikit melambat pertumbuhan kredit kami di kisaran 8%-9%. Memang kondisi ekonominya juga ikut melambat,” katanya saat ditemui Kontan.co.id, pekan lalu di Jakarta.
Baca Juga: Bank BRI telah salurkan KUR Rp 77,26 triliun hingga kuartal ketiga 2019
Di samping perlambatan ekonomi nasional, pria yang akrab disapa Tiko ini juga bilang saat ini industri perbankan kini memang punya kewaspadaan ekstra untuk menyalurkan kredit.
Bank berlogo pita emas ini diakui Tiko juga mulai menahan penyaluran kredit di sejumlah sektor industri yang dinilai proyeksinya masih belum akan stabil hingga beberapa tahun mendatang.
“Di industri komoditas kami agak berhati-hati, batubara harganya juga masih menurun. Kemudian industri sawit di hilir harga juga masih belum bagus, tapi untuk industri turunan sawit kami agresif, itu malah jadi fokus kami untuk meningkatkan nilai tambah,” paparnya.
Selain itu, sejumlah sektor yang dinilai Tiko masih memiliki peluang untuk menopang pertumbuhan kredit misalnya berasal dari segmen properti menengah ke bawah, kredit mikro, hingga fast moving consumer goods (FMCG).
Baca Juga: Layanan buka rekening secara online makin ramai ditawarkan perbankan
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) Jahja Setiatmadja juga mengakui hal senada. Menurutnya selain soal ekonomi nasional yang melemah, situasi politik belakangan hari yang kerap bikin gaduh juga jadi penyebab merosotnya penyaluran kredit perbankan.
“Pertumbuhan kredit kami sampai September memang tercatat meredup. Jika dibandingkan dari akhir tahun (ytd) baru tumbuh 6%-7%. Sedangkan secara tahunan (yoy) baru tumbuh sekitar 10%,” katanya.
Merosotnya pertumbuhan kredit konsumer kata Jahja juga jadi penopang melandainya pertumbuhan kredit perseroan, terutama di segmen kredit kendaraan bermotor (KKB).
Baca Juga: CIMB Niaga bersinergi dengan BPJPH dorong industri halal
Sementara penopang pertumbuhan kredit bank swasta terbesar di tanah air ini disebut Jahja berasal dari industri infrastruktur khususnya, kelistrikan. Segmen perdagangan juga jadi salah satu penopangnya.
“Situasi saat ini memang sebenarya masih belum baik, harapan kami mungkin setelah pelantikan presiden, dan pemilihan kabinet kredit bisa melaju kembali,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News