Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mulai lebih cepat menyalurkan kredit ketimbang mengumpulkan dana simpanan nasabah. Ini terlihat dari rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) yang naik di bulan Maret 2018.
Berdasarkan Data yang dilansir oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2018, LDR perbankan mencapai 90,19%, naik dari bulan sebelumnya sebesar 88,21% di bulan Februari 2018. Pun, secara tahunan, angka ini juga meningkat dari posisi 89,12% per akhir Maret 2017.
Salah satu penyebab LDR naik adalah penyaluran kredit bank kepada pihak ketiga bukan bank mencapai 8,61% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 4.553,17 triliun.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih lambat yaitu hanya 7,33% yoy menjadi Rp 5.048,27 triliun.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk Hery Gunardi mengatakan, posisi likuditas akan mengalami peningkatan, setelah BI menaikkan bunga acuan.
Adapun, bank berlogo pita emas ini menyebut sampai akhir tahun, LDR akan mampu dijaga di level 92%. Saat ini sampai dengan bulan Maret 2018 LDR Bank Mandiri tercatat 90,67% meningkat dibandingkan posisi tahun sebelumnya 89,22%.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya tahun ini berusaha untuk menjaga LDR di kisaran 85% sampai 90%. Atau paling tidak, rasio likuditas tersebut bakal berada di level yang sama dengan akhir tahun 2017 yakni 93,42%.
Catatan saja, sampai dengan akhir Maret 2018 lalu OCBC NISP mencatat LDR berada di level 91,13%, mengetat dibanding Maret tahun sebelumnya 85,89%.
Dalam menjaga LDR, Parwati mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan penggunaan mobile banking sebagai mesin penggerak pertumbuhan dana. "Strateginya termasuk meningkatkan upaya pertambahan dana antara lain melalui perluasan channel (One Mobile) dan berabagai program seperti poin seru dan-lain-lain," tuturnya kepada Kontan.co.id, Rabu (23/5).
Berbeda dengan kedua bank di atas, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyebut pihaknya tidak mematok posisi LDR sampai akhir tahun.
Menurut Direktur BCA Santoso Liem, pihaknya lebih mengedepankan layanan bagi nasabah guna mengamankan posisi DPK sambil tetap mendorong pertumbuhan kreidt. Dus, menjaga stabilitas likuiditas perseroan.
"Kami lebih mendorong menyediakan pembiayaan dengan pruden, menjaga hubungan dengan nasabah khususnya industri yang berbasis ekspor dan perdagangan," kata Santoso.
Saat likuiditas BCA masih sangat longgar. Terlihat dari posisi loan to funding ratio (LFR) yang berada di posisi 77,85% per Maret 2018 meningkat tipis dari tahun sebelumnya 75,05%.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan DPK BCA lebih lambat dibanding kredit yakni sebesar 9% menjadi Rp 583,51 triliun di akhir Maret 2018.
Sementara kredit tumbuh tinggi ke level 15% menjadi Rp 470,15 triliun.
Sekadar informasi saja, per Maret 2018 SPI OJK menunjukan LDR BUKU I paling longgar yaitu 80,07% naik dari 75,09% dibanding tahun sebelumnya. Sementara LDR BUKU II menurun tipis dari 86,97% menjadi 86,82% per 31 Maret 2018.
BUKU III dan BUKU IV masing masing mencatatkan LDR sebesar 94,68% dan 88,22%. Naik dibandingkan periode Maret 2017 masing-masing 92,99% dan 87,65%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News