kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penyaluran kredit BRI capai Rp 929,4 triliun di semester I-2021


Jumat, 06 Agustus 2021 / 11:19 WIB
Penyaluran kredit BRI capai Rp 929,4 triliun di semester I-2021
ILUSTRASI. kinerja Bank Rakyat Indonesia (BRI).


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Anna Suci Perwitasari

Selain penyaluran kredit yang positif, BRI masih mampu menjaga kualitas kredit yang terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 3,3% per Juni 2021. Untuk covering risiko NPL tersebut, BRI menyiapkan pencadangan (NPL coverage) di kisaran 254,84%. Pencadangan ini mampu menutupi 2,5 kali dari jumlah NPL.

“Pencadangan ini dialokasikan dengan mempertimbangkan kondisi restrukturisasi BRI saat ini, karena memang masih menghadapi restrukturisasi meskipun jumlahnya sudah semakin menurun,” ungkap Sunarso. 

Dari sisi liabilitas, BRI mencatatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga Rp 1.096,45 triliun. Ini membuat DPK perbankan pelat merah itu tumbuh 2,23% secara yoy. 

“Tabungan mampu tumbuh dobel digit, dengan pertumbuhan 11,45% yoy dan sekarang tabungan kami sudah mencapai nominal Rp 461,7 triliun,” lanjut dia. 

BRI juga mencatat, pertumbuhan giro sebesar Rp 191,39 triliun dan deposito sebesar Rp 434,35 triliun. Peningkatan ini mendorong rasio dana murah atau CASA BRI menjadi 59,56% yoy, atau tumbuh signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 55,81%.

“Hal ini membuat biaya dana atau cost of fund BRI turun, yang semula ada di angka 3,54% pada Juni tahun lalu, kini COF BRI menjadi 2,18%,” terang Sunarso.

Baca Juga: Dirut BRI ungkap alasan mengapa UMKM sulit dapat kredit bank, apa itu?

Pertumbuhan kredit BRI yang positif, disertai dengan COF yang lebih efisien, membuat pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BRI tumbuh menjadi Rp 47,73 triliun atau tumbuh 28,7% per Juni 2021 secara yoy.

BRI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 12,54 triliun atau tumbuh menjadi 22,93% yoy. Aset BRI juga tercatat tumbuh positif menjadi 4,55% yoy menjadi Rp 1.450,91 triliun pada akhir kuartal II 2021. Di mana pada posisi yang sama tahun lalu, aset BRI tercatat sebesar Rp 1.387,76 triliun.

Kinerja BRI yang prudent juga tecermin dari loan to deposit ratio (LDR) dan capital adequacy ratio (CAR). LDR BRI tercatat ada di angka 84,77% yang artinya BRI punya kecukupan likuiditas untuk tumbuh. CAR BRI di periode yang sama tercatat 19,98%. “Baik dari sisi likuiditas maupun sisi dukungan permodalan, BRI cukup solid untuk tumbuh ke depan,” tambahnya.

Sunarso menjelaskan, perseroan optimis mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan sustainable di masa mendatang, dengan tetap berhati-hati mengelola dampak pandemi dengan disiplin membentuk cadangan yang memadai.

Selanjutnya: Kinerja BBRI diproyeksi semakin moncer pasca rights issue, ini rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×