Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan kian melambat. Lihat saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada bulan Agustus 2019 kredit baru naik sebesar 8,59% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5.464,97 triliun. Praktis, pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 lalu yang bisa tumbuh dua digit.
Pun, capaian tersebut masih jauh bila dibandingkan dengan proyeksi kredit dari OJK sebesar 9%-11% atau proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 10%-12%.
Baca Juga: Laju penyaluran kredit kian melambat, bankir mulai pesimistis
Kendati demikian, beberapa bank besar tetap optimis laju kredit masih bisa bertahan di kisaran dua digit sampai akhir tahun. Semisal PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang memproyeksi kredit tumbuh di kisaran 13%-15% secara year on year (yoy).
Sampai dengan Agustus 2019 lalu, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta pun mengamini bahwa kredit masih tumbuh 11,5% secara yoy, jauh di atas industri.
Sama seperti BNI, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja juga menyebut pihaknya memasang target konservatif di level 9%-10% secara yoy. Padahal sampai Agustus 2019 kredit BCA masih tumbuh sebesar 12% secara yoy menjadi Rp 563,12 triliun (unaudited).
Malah, Jahja sebelumnya mengatakan tahun ini perbankan tidak bisa terlalu kencang untuk melakukan ekspansi untuk menghindari beberapa risiko.
Baca Juga: Aset bank daerah masih mampu tumbuh dengan pesat
Kendati demikian, menurut BCA, masih ada beberapa peluang kredit yang bisa ditangkap salah satunya kredit sindikasi terutama proyek besar. Antara lain pada sektor infrastruktur jalan tol, transportasi maupun pembangkit listrik.