Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi kredit perbankan terus mencatatkan tren penurunan. Sampai dengan Agustus 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rilisnya mengtakan kredit yang disalurkan bank hanya tumbuh 8,59% secara tahunan atau year on year (yoy).
Posisi tersebut praktis melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sempat naik 9,58% yoy serta merupakan pertumbuhan paling lambat sejak awal tahun 2019.
OJK menjelaskan dalam keterangan resminya, bahwa pertumbuhan kredit tersebut utamanya masih didorong oleh kredit investasi yang mencatat kenaikan 12,72% yoy. Pun, nyatanya kredit investasi di bulan Agustus 2019 lebih pelan dibanding pertumbuhan pada Juli 2019 yang sempat meningkat 13,75%.
Baca Juga: BNI Raih Dua Penghargaan Tresuri
Sejumlah bank pun angkat bicara, beberapa bank menyebut wajar kalau kredit di kuartal III 2019 mengalami perlambatan. Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta menjelaskan melambatnya kredit di bulan Agustus 2019 disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang masih kurang mendukung.
"Salah satunya sebagai dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta perkembangan geopolitik global," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/9).
Herry menambahkan, dari sisi industri perbankan sendiri kondisi likuiditas pasar domestik memang terlihat mengetat. Tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) industri per Juni 2019 yang mencapai 94,3%. Praktis saja, hal ini membuat industri perbankan lebih selektif dalam menyalurkan kredit.
Kendati demikian, bank berlogo 46 ini bersikukuh pada periode kuartal IV 2019 kredit bakal mulai terkerek. Seiring dengan siklus penyaluran Anggaran dan Belanja Negara yang lebih kencang pada kuartal akhir.
Di sisi lain, Herry mengatakan kendati pihaknya belum bisa membeberkan pencapaian kredit di bulan Agustus 2019. Pihaknya mencatat sampai dengan Juli 2019 total penyaluran kredit BNI sudah menembus Rp 520,1 triliun atau tumbuh 20,1% secara yoy.
Baca Juga: Industri perbankan Indonesia dinilai luar biasa di tingkat dunia, ini alasannya
"Berdasarkan proyeksi kami, untuk BNI masih akan tumbuh double digit, lebih tinggi dari industri dan peers group," tegasnya.
Ia juga menambahkan, bahwa kenaikan kredit BNI yang cenderung lebih deras dari industri bersumber dari beberapa sektor ekonomi. Salah satunya tak lain sektor manufaktur dan proyek infrastruktur yang sejalan dengan fokus pembangunan Pemerintah saat ini.
Herry pun menambahkan, pihaknya optimis khusus untuk kredit korporasi masih akan dapat tumbuh di kisaran 16%-17%.
Di sisi lain, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan pertumbuhan kredit di kuartal III 2019 masih sesuai dengan target perusahaan. Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menuturkan pada kuartal III 2019 diperkirakan kredit BTN bakal tumbuh pada kisaran 14%-16% secara yoy.
Adapun, sampai bulan Agustus 2019 kredit BTN sudah naik sebesar 17% secara yoy. "Sejauh ini pertumbuhan kredit BTN masih on track, penyumbang utamanya masih berasal dari KPR Subsidi," kata Mahelan.
Bila merujuk laporan keuangan, pada kuartal III 2018 lalu BTN sempat mencatatkan peningkatan kredit sebesar 19,28% yoy. Melihat perlambatan tersebut, bank bersandi saham BBTN ini memprediksi bahwa kredit baru akan merangkak naik pada akhir tahun 2019 ini.
"Mengingat aturan perihal pelonggaran LTV (loan to value) juga akan bisa diimplementasikan pada awal Desember 2019," sambungnya.
Baca Juga: Berangsur turun, silakan cek bunga deposito bank usai BI dan LPS pangkas bunga
Sebelumnya, BTN mengatakan hingga akhir tahun pihaknya hanya mematok kredit tumbuh 8%-11% saja. Hal ini disebabkan jatah KPR subsidi BTN sudah habis, sekaligus pihaknya juga punya rencana peningkatan kualitas aset serta rekomposisi pendanaan BTN ke dana murah untuk mendongkrak ekspansi di 2020 mendatang.
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Hari Purnomo menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit masih sejalan dengan target perusahaan yakni sekitar 12% yoy pada akhir tahun. "Sampai kuartal III 2019 ini saya lihat masih double digit, sesuai dengan target," katanya.
Sebagai tambahan informasi saja, merujuk pada laporan keuangan bulan Juli 2019 BRI mencatatkan total kredit (individual) baru tumbuh 9,49% yoy menjadi Rp 838,75 triliun dari periode setahun sebelumnya Rp 766,01 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News