kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Penyaluran Kredit Multiguna Melesu di Tengah Daya Beli yang Belum Pulih


Rabu, 21 Mei 2025 / 19:42 WIB
Penyaluran Kredit Multiguna Melesu di Tengah Daya Beli yang Belum Pulih
ILUSTRASI. Nasabah mengakses laman resmi Kredit Multiguna Usaha BCA. Menyambut Hari Kartini 2023, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk. kembali menghadirkan Kredit Multiguna Usaha (KMU) BCA khusus wanita.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit multiguna atau personal loan perbankan terlihat semakin melesu. Hal ini terjadi ditengah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) kredit multiguna tercatat tumbuh terbatas di Maret 2025 dengan pertumbuhan 9,7% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 1.284,7 triliun. Padahal pada bulan sebelumnya atau Februari 2025 masih tumbuh 10,3% mencapai Rp 1.279,0 triliun.

Menurut Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit multiguna terjadi, bisa jadi karena daya beli yang belum sepenuhnya membaik dan di sisi lain bank juga perlu menjaga tingkat likuiditasnya. 

“Tren kedepan bila daya beli membaik maka penyaluran kredit multiguna juga akan membaik,” katanya kepada kontan.co.id, Rabu (21/5).

Trioksa pun menyarankan bank untuk menjaga likuiditas dan melakukan efisiensi sehingga bunga kredit konsumsi juga akan lebih rendah.

Baca Juga: Bank Sumsel Babel Proyeksi Kredit Multiguna Capai Rp 14,4 Triliun di Akhir 2024

Sementara dari sisi pemain, sejumlah bank terlihat mencatatkan pertumbuhan pada penyaluran kredit multiguna.

PT Bank Central Asia (BBCA) misalnya, melihat minat personal loan atau kredit multiguna terus membaik.

Hingga Maret 2025, total outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) di BCA naik 13,9% YoY hingga Rp23,3 triliun.

“BCA melihat faktor pertumbuhan ini karena adanya peningkatan kebutuhan nasabah seiring pemulihan perekonomian nasional, sekaligus perluasan basis nasabah BCA. Kami juga memproyeksikan kenaikan pada penyaluran pembiayaan tersebut,” ungkap Hera F. Haryn selaku EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA.

Hera menjelaskan, bahwa fasilitas personal loan BCA menghadirkan fleksibilitas dan kemudahan bagi nasabah untuk memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga seperti pendidikan, renovasi rumah, maupun kebutuhan lainnya.

Baca Juga: Ini Sektor yang Topang Pertumbuhan Kredit Korporasi BCA

“BCA optimistis dapat menjaga penyaluran kredit termasuk penyaluran personal loan. Kami berharap personal loan dapat mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun ini,” ujarnya.

Sementara iPT Bank Negara Indonesia (BNI) membukukan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 13% YoY menjadi Rp144,9 triliun pada kuartal I/2025. Dengan pertumbuhan tertinggi salah satunya berasal dari personal loan yang meningkat 13,7%.

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menyebut bahwa segmen konsumer menjadi kontributor terbesar kedua dalam portofolio kredit BNI setelah segmen korporasi, dengan komposisi mencapai 18,9% dari total pembiayaan.

Pihaknya memproyeksikan, kredit personal loan hingga akhir tahun terus meningkat seiring dengan sentimen banyaknya libur nasional yang mendorong konsumsi masyarakat seperti liburan.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Multiguna Diproyeksikan Meningkat pada Momen Ramadan dan Lebaran

Selanjutnya: Cuan 29,46% Setahun, Harga Emas Antam Sore Tambah Tinggi (21 Mei 2025)

Menarik Dibaca: Investor Saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) Dapat Dividen, Cum Date Senin Depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×