kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran pinjaman tekfin menyentuh Rp 7 triliun


Sabtu, 14 Juli 2018 / 10:35 WIB
Penyaluran pinjaman tekfin menyentuh Rp 7 triliun


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume pembiayaan perusahaan teknologi finansial (tekfin) peer to peer (P2P) lending meningkat. Hingga Juni 2018 secara year to date (ytd), pembiayaan fintech naik lebih dari 100%.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi mengatakan, hingga Juni 2018 pembiayaan tekfin sekitar Rp 7 triliun. Jumlah tersebut naik 173,4% ytd. Akhir Desember 2017 pembiayaan mencapai Rp 2,56 triliun. "Angkat tersebut adalah akumulasi beberapa perusahaan tekfin," kata Hendrikus, Jumat (13/7).

Dia menjelaskan, volume penyaluran berasal dari 64 perusahaan tekfin yang resmi terdaftar dan mendapatkan izin dari OJK. Kenaikan pembiayaan tersebut menunjukkan masyarakat semakin sadar akan manfaat tekfin, dalam meningkatkan inklusi keuangan di tanah air.

Berdasarkan pencapaian itu Hendrikus optimistis, volume pembiayaan tekfin bisa mencapai Rp 20 triliun hingga akhir tahun 2018. Hingga Juni 2018, ada 63 tekfin yang terdaftar dan satu tekfin berizin dari OJK yaitu PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas).

Jumlah tekfin tersebut akan terut bertambah. Hingga pertengahan tahun ini sudah ada 27 fintech peer to peer (P2P) lending yang sedang menunggu restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mereka berharap, bisa mendapatkan status terdaftar dari regulator.

Sementara itu, OJK juga telah mengembalikan berkas sekitar 44 perusahaan tekfin, yang dinilai belum memenuhi syarat, dari sisi data kepemilikan saham perusahaan, kemudian kelengkapan data identitas komisaris dan direksi. "Kami sangat berhati-hati mengembalikan berkas tersebut. Pertimbangannya untuk mengetahui secara benar siapa pemilik saham, siapa komisaris, siapa direksi. Sebab mereka yang menjalankan bisnis ini dan ini melibatkan data pribadi masyarakat," jelas Hendrikus.

Hal tersebut untuk menjaga kredibilitas tekfin yang beroperasi. Tak hanya pertumbuhan pembiayaan, OJK ingin risiko juga terjaga. Jika berdasarkan status kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tekfin masih cenderung aman.

Hingga Juni 2018, NPL tekfin ada di angka 0,58%. Angka tersebut, turun dibandingkan Januari 2018 di level 1%.

Menurut Hendrikus, penurunan NPL tersebut berkat bantuan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang ketat menyeleksi calon peminjam. "Mesin buatan itu semakin cerdas, karena banyak data diterima dan dikelola," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×