Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mampu mencatat pertumbuhan pembiayaan di masa pandemi corona (Covid-19).
Per April 2021, penyaluran pembiayaan PNM tumbuh 159% menjadi Rp 16,8 triliun year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 6,5 triliun.
Di akhir tahun 2021, penyaluran pembiayaan PNM diproyeksi bisa menembus Rp 40 triliun, ditopang jangkauan layanan di 5.000 kecamatan dari 34 provinsi seluruh Indonesia.
Pembiayaan PNM disokong pembiayaan PNM Mekaar yang mencapai Rp 15,76 triliun. Sedangkan pembiayaan PNM ULaMM tercatat Rp 1,1 triliun.
Baca Juga: Kementerian BUMN dorong nasabah PNM naik kelas
Sunar Basuki, EVP Keuangan dan Operasional PNM mengatakan, penyaluran program Mekaar per akhir April 2021 mencapai Rp 15,76 triliun atau tumbuh 166,36% yoy dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 5,91 triliun.
"Outstanding PNM Mekaar juga naik dari Rp 10,69 triliun menjadi Rp 20,89 triliun atau naik 95,42%. Salah satunya, juga berkat nasabah Mekaar yang meningkat 47,99% secara tahunan, karena per April 2021 jumlah nasabah aktif sudah mencapai 9,44 juta nasabah dengan NPL gross 0,80%," ujar Sunar kepada kontan.co.id, Senin (24/5).
Kenaikan pembiayaan tak lepas dari penambahan jumlah kantor cabang PNM Mekaar dari 2.303 kantor menjadi 2.787 kantor. Secara total, kantor cabang PNM mencapai 3.537 kantor termasuk mengakomodasi program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM).
PNM menargetkan total nasabah bisa menjadi 10 juta orang, sehingga diharapkan bisa mendongkrak penyaluran pembiayaan. “Dengan begitu, PNM akan menjadi yang terbesar di dunia dari sisi jumlah nasabah ultra mikro. Saat ini, yang terbanyak melayani nasabah ultra mikro adalah Grameen Bank di Bangladesh, jumlah nasabahnya sekitar 9,3 juta orang. Mungkin di bulan Mei 2021 kita sudah melampaui jumlah tersebut,” jelas Sunar.
Menurut Sunar, ada dua alasan yang membuat PNM tetap tumbuh pesat meski ada pandemi Covid-19. Pertama, produk yang kompetitif. Produk PNM Mekaar dan PNM ULaMM mendapat sambutan positif di masyarakat dan diklaim memberikan nilai yang lebih kompetitif dibandingkan kompetitor.
Kedua, pasar yang besar. Potensi pasar di segmen ultra mikro yang menyasar segmen masyarakat miskin atau pra sejahtera sangat besar.
Apalagi, kata dia, pandemi Covid-19 ini menekan perekonomian, sehingga makin banyak orang yang masuk segmen pasar PNM dan membutuhkan modal kerja.
Selanjutnya: Melalui holding ultra mikro, UMKM bisa lepas dari jerat rentenir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News