Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pembayaran klaim perusahaan asuransi umum menurun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, pembayaran klaim asuransi umum hingga Oktober tahun ini susut 2,97% secara year on year (yoy).
Berdasarkan data OJK, klaim asuransi umum dalam 10 bulan tahun ini mencapai Rp 22,22 triliun, turun dari periode sama dengan tahun lalu sebesar Rp 22,9 triliun. Sementara dari data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) hingga September 2017 tercatat, klaim asuransi umum turun 2,5% menjadi Rp 19,75 triliun.
Jika dirinci, penurunan klaim berdasarkan data AAUI tersebut terjadi lantaran klaim dari lini bisnis asuransi properti yang memiliki kontribusi besar turun 7,9% menjadi Rp 4,31 triliun. Penurunan klaim juga terjadi pada produk asuransi energi offshore yakni sebesar 23,4% menjadi Rp 1,03 triliun. Serta penurunan klaim asuransi rekayasa sebesar 32,8% ke Rp 740 miliar sampai September 2017.
Klaim lini bisnis asuransi kecelakaan juga menyusut 6%, pun klaim asuransi penjaminan menurun 12,1%. Lalu, klaim asuransi pengangkutan laut turun 3,1% dan klaim asuransi pesawat udara juga menyusut sedalam 2,8%.
"Sedangkan lini usaha yang mencatatkan peningkatan klaim adalah asuransi energi darat, rangka kapal, tanggung gugat dan asuransi kredit," kata Direktur Eksekutif AAUI Sudiyar Dalimunthe.
Tren berlanjut
AAUI mengharapkan tren ini berlanjut di tahun depan. Paling tidak nominal klaim sama dengan tahun ini, syukur-syukur bisa menurun.
Kendati secara industri menurun, klaim yang dibayar PT Asuransi Bintang Tbk hingga Oktober 2017 malah naik 21,05% menjadi Rp 46 miliar. "Secara nominal naik, tapi dibanding porsi klaim terhadap premi menurun dari 14,51% menjadi 14,34%," kata Direktur Utama Asuransi Bintang HSM Widodo.
Hingga kini porsi klaim terbesar masih dari asuransi kendaraan bermotor sebesar 22%, enginering 17%, asuransi properti sebanyak 13%, asuransi rangka kapal dengan porsi 8,3% dan sisanya asuransi aneka. "Ke depan kami jaga persentase klaim bersih terhadap premi bruto di bawah 15%," ujar Widodo.
Sementara, PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) mencatat hingga November 2017, klaim menurun 20%. Direktur Utama Aswata Christian W Wanandi menjelaskan, hingga periode tersebut, pihaknya telah membayar klaim senilai Rp 600 miliar.
Menurut Christian, penurunan klaim terutama dari bisnis asuransi properti. Produk tersebut penyumbang terbesar premi Aswata. Sementara kenaikan pembayaran klaim terjadi pada produk asuransi enginering. "Sampai Desember ini masih ada klaim tapi diharapkan tidak signifikan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News