Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.
JAKARTA. Kebijakan baru Bank Indonesia tentang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tak akan banyak bermanfaat dalam mendorong penyaluran kredit perbankan. Demikian pernyataan Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, kepada KONTAN, Senin (8/3).
"Perubahan lelang SBI dari mingguan menjadi bulanan hanya mengakibatkan bank menjadi lebih sulit menempatkan kelebihan dananya dalam jangka mingguan di BI," katanya.
Menurut Sigit, pengubahan jadwal dan profil SBI tidak akan serta-merta membuat bank-bank yang kerepotan itu akan mengalihkan dana mereka ke kredit. "Peningkatan kredit justru datang dari sektor riil yang prospektif dan bankable," tutur Sigit.
"Untuk itu, perlu kebijakan yang langsung memberikan dampak pada sektor riil agar sektor riil lebih produktif. Bukan sekedar mengotak-atik kebijakan moneter dan perbankan," imbuhnya.
Sekedar informasi, BI baru saja mengeluarkan kebijakan baru tentang profil jatuh tempo dan jadwal lelang SBI. Lelang yang biasanya dilaksanakan seminggu sekali menjadi sebulan sekali.
BI berharap, dengan perubahan ini tercipta efektivitas operasi moneter dan pendalaman pendalaman pasar keuangan (financial deepening).
Ke depan, BI akan mengurangi akses penyerapan SBI bertenor satu bulan. Selain itu, BI juga akan mengoptimalkan penyerapan likuiditas melalui SBI tiga bulan dan SBI enam bulan.
Kebijakan baru ini akan efektif mulai Juni 2010. BI akan merapkan masa transisi per tanggal 10 Maret nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News