Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan akan gencar menggenjot penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini. Masing-masing bank telah menyiapkan strategi mendorong segmen ini agar bisa bisa mencapai target Bank Indonesia (BI) yakni minimal menyumbang 20% terhadap total kredit.
Beberapa bank memilih mendorong kredit UMKM lewat platform digital. PT Bank Mandiri Tbk misalnya tengah berupaya mengejar segmen ini bisa mencapai 20% terhadap total portofolio kredit perseroan. Untuk itu, bank pelat merah ini memilih untuk mengoptimalkan kerjasama dengan dengan platform e-commerce dan teknologi finansial (tekfin) peer to peer (P2P) lending.
Baca Juga: Bank Mandiri Syariah targetkan pembiayaan rumah Rp 6,5 triliun di tahun ini
"Persentase kredit UMKM Bank Mandiri tahun lalu masih di bawah 20%. Tahun ini kita harapkan bisa 20% karena itu permintaan dari pemerintah. Kita akan berusaha kejar itu, salah satunya mendorong penyaluran lewat fintech dan e-commerce," kata Donsuwan Simatupang, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (26/2).
Bank Mandiri menargetkan kredit UMKM akan tumbuh di kisaran 12%-15%. Target tersebut lebih tinggi dari target kredit keseluruhan perseroan yang hanya dipatok sekitar 8%-10%.
Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, potensi segmen UMKM masih sangat besar saat ini. Namun, sebagai bank yang selama ini dikenal ditopang oleh segmen wholesales atau korporasi dan komersial, perseroan harus masuk lewat digital agar bisa lebih cepat melakukan penyaluran lebih cepat. Sementara jika dilakukan secara konvensional akan membutuhkan biaya lebih besar dan penyalurannya lebih lambat.
Dengan menggenjot segmen UMKM, tambahnya, Bank Mandiri tidak sedang berupaya untuk menyaingi saudaranya sesama bank BUMN yakni BRI yang memang dikenal lebih fokus di segmen itu sejak dulu. "Kami akan tetap dominan di wholesale, tapi UMKM ini marketnya sangat besar sehingga akan terus didorong," ujar Royke.
Baca Juga: Imbas wabah virus corona, OJK siap relaksasi penilaian kualitas kredit
Bank Mandiri telah merangkul beberapa platform digital dalam menyalurkan UMKM tahun 2019 seperti Investree, Koinworks, Amartha, Crowde, Akseleran, dan Bukalapak. Bank berlogo pita emas ini berhasil menyalurkan kredit Rp 100 miliar lewat sinergi tersebut.
Tahun ini, perseroan kembali menambah lima mitra baru yakni Tokopedia, Shopee, platform ekosistem tekfin Grab Group, Taralite dan Modal Rakyat. Penandatangan kerjasama dilakukan pada Rabu (26/2). Ke depan, Bank Mandiri juga masih akan terus menambah mitra baru dari platform digital. Dengan begitu, bank ini berharap bisa menyalurkan kredit UMKM Rp 1 triliun dari platform digital pada 2020.
Berbekal pengalaman yang panjang dalam pengelolaan kredit, beberapa tahun terakhir ini Mandiri telah menerapkan transformasi digital pada proses internal sehingga pemrosesan kredit menjadi sangat ringkas.
Sedangkan dari sisi teknologi, Bank Mandiri membangun kolaborasi dengan platform TI seperti PrivyID, Trusting Social Indonesia (TSI), dan Mitra Transaksi Indonesia (MTI) untuk memastikan kecepatan dan ketepatan dalam penyaluran kredit UMKM.
Baca Juga: OJK beberkan dampak gagal bayar Jiwasraya terhadap industri keuangan di Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terus berinovasi untuk mendorong pertumbuhan dan penyaluran kredit mikro. Teranyar, bank ini migrasi proses kredit mikro dari proses input manual menjadi full digital melalui BRISPOT. Proses migrasi ini dilakukan sejak tahun 2018 dan telah terealisasi 100% pada tahun 2019.
BRISPOT merupakan aplikasi khusus para tenaga pemasar mikro BRI atau Mantri BRI untuk memproses pinjaman mikro. Aplikasi ini berguna untuk menyederhanakan, mengotomasi dan mendigitalisasi proses pengajuan hingga pencairan pinjaman di BRI.
Baca Juga: Bank besar makin gahar mendorong pertumbuhan rekening
Saat ini, BRI sudah punya lebih dari 28.000 tenaga pemasar mikro dan tersebar di seluruh Indonesia termasuk di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). "Kami membutuhkan tools yang bisa menciptakan fleksibilitas dan efektifitas sehingga proses kredit bisa dilakukan secara digital dengan lebih cepat meskipun dalam kondisi tidak ada sinyal,” jelas Corporate Secretary Bank BRI Amam Sukriyanto.
Penyederhanaan proses yang dilakukan melalui BRISPOT diantaranya tidak perlu melakukan input di komputer atau laptop, namun cukup melalui smartphone sehingga lebih fleksibel dan mempersingkat waktu. Melalui aplikasi ini, tenaga pemasar BRI cukup melengkapi input field data yang jauh lebih ringkas dan seragam dibandingkan sebelumnya sehingga data yang dimasukkan Mantri BRI mempunyai field data yang sama.
Sejak digunakan pada tahun 2018 hingga tahun 2019, BRISPOT telah dipakai untuk memproses pinjaman mikro sebanyak 12,1 juta debitur dengan plafon pinjaman mencapai Rp 383 triliun.
Tak ketinggalan, PT Bank BCA Syariah (BCAS) juga akan menggenjot kredit UMKM. Tahun lalu, bank ini mencatatkan pembiayaan Rp 5,6 triliun di segmen tersebut atau tumbuh 15,2% YoY. Bank sudah berhasil menyalurkan pembiayaan UMKM sesuai ketentuan BI. Persentasinya sudah 20,96% dari total pembiayaan perseroan.
Baca Juga: OJK akan batasi penjualan bancassurance, ini tanggapan Bank Mandiri
John Kosasih, Direktur Utama BCAS melihat potensi pasar segmen UMKM masih sangat besar. Oleh karena itu, bank ini akan berupaya untuk menjaga penyaluran pembiayaan di segmen di atas 20% dari total kredit mereka. "Walaupun segmen komersial kami targetkan tumbuh, UMKM akan kami jaga di atas 20%," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News