kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perbankan batasi kredit komoditas


Jumat, 04 Januari 2013 / 09:12 WIB
Perbankan batasi kredit komoditas
ILUSTRASI. Petugas keamanan berada di?dekat logo Bank Jago di Jakarta.


Reporter: Nina Dwiantika, Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Perbankan memilih membatasi penyaluran kredit ke sektor komoditas tahun ini. Pertimbangannya:  sektor ini berisiko tinggi akibat kondisi perekonomian global yang belum stabil. Kondisi itu akan berimbas  pada penurunan ekspor-impor komoditas, yang kemudian mengurangi kemampuan debitur membayar angsuran utang. Ujung-ujungnya, potensi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bakal meningkat.

Sikap perbankan membatasi kredit ke sektor komoditas tahun ini sebenarnya adalah lanjutan dari tahun 2012. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada periode Mei-Oktober 2012 tren penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian menurun.

Misalnya, realisasi kredit pada Mei 2012 sebesar Rp 95 triliun atau tumbuh 33% dibanding bulan sebelumnya. Pada Juni, hanya tumbuh 31% dengan nilai kredit Rp 92 triliun. Selanjutnya, penyaluran kredit pada Juli tumbuh 28% dengan nilai Rp 89 triliun. Jumlahnya kian menciut dengan kenaikan 20% pada Oktober senilai Rp 94 triliun.

Sedang untuk NPL, pada Oktober 2012 mencapai Rp 1,16 triliun atau tumbuh 61% dari posisi sebelumnya Rp 720 miliar. Nah, nilai pertumbuhan kredit bermasalah yang membengkak dibandingkan pertumbuhan nilai kredit ini membuat bankir waspada.

Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, menyatakan, pihaknya tetap berhati-hati menyalurkan kredit ke sektor komoditas meski ekonomi China sedikit pulih pada pekan terakhir 2012. Pemulihan ekonomi itu belum dapat terdeteksi berjangka pendek atau stabil. Bank Mandiri akan membatasi penyaluran kredit di sektor komoditas mulai dari usaha batubara dan minyak sawit mentah.

Jahja Setiadmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), juga bilang, BCA akan konservatif mengucurkan kredit ke sektor batubara sedangkan ke perkebunan seperti kelapa sawit tetap stabil. "Kami melihat bisnis ini agak volatile, nah harga yang naik turun ini akan sulit terkendali. Jadi kami tidak terlalu berani masuk ke sana," katanya.

Kredit ke sektor lain

Zulkifli menambahkan, meski kredit komoditas tertekan, pihaknya berusaha memperbesar pemberian pinjaman ke sektor lain demi menjaga pertumbuhan. Mereka menggenjot kredit ke sektor infrastruktur, telekomunikasi, konstruksi, transportasi dan perdagangan. Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit 20%-22% tahun ini dan pertumbuhan komisi atau fee based income di atas 25%.

BCA juga akan memperbesar kuncuran kredit ke sektor telekomunikasi, konsumer, infrastruktur dan tekstil sebagai antisipasi penurunan pinjaman ke sektor komoditas. "Harga tekstil mulai membaik bahan bakunya, kalau bisa dikembangkan maka akan potensi kredit," ujar Jahja. Namun, sampai saat ini belum ada permintaan kredit dari sektor tekstil.

Presiden Direktur BII Dato' Khairussaleh Ramli, menuturkan, akan memperbesar kredit di sektor produktif seperti manufaktur, pengolahan, dan mikro bila pinjaman di komoditas melemah.        n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×