Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Belum juga satu hari menduduki kursi sebagai direktur utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono yang menggantikan Iqbal Latanro, berambisi membawa perseroan masuk 7 besar. Saat ini, bank pelat merah yang fokus pada pembiayaan perumahan tersebut masih tercatat di urutan ke-10 di antara bank-bank raksasa lainnya dengan aset sebesar Rp 98,76 triliun.
Seperti disampaikan Maryono, BTN baru akan melakukan skala prioritas program kerja yang akan dilakukan selama kepemimpinannya. “Yang pasti, BTN harus masuk dalam 7 bank besar pada lima tahun ke depan. Salah satu upaya, menggenjot potensi bisnis kredit perumahan untuk mendongkrak aset,” ujarnya ditemui KONTAN usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Iqbal Latanro berhasil membawa BTN bertengger di posisi ke-10 sebagai bank nasional dengan aset tertinggi. Sewaktu menjabat sebagai direktur pada 2005 lalu, aset perseroan hanya Rp 29,08 triliun. Kemudian, bertumbuh 16,88% menjadi Rp 33,99 triliun pada tahun berikutnya dan tembus Rp 36,69 triliun pada akhir 2007 lalu.
Dalam lima tahun terakhir ini, laba yang dikantongi BTN juga terus menggemuk. Pada 2007 lalu, perseroan hanya meraup untung Rp 235,97 miliar. Tetapi, per kuartal ketiga tahun ini, laba perseroan sudah tembus hingga Rp 1,02 triliun. Tidak hanya itu, bisnis perseroan juga semakin berkembang, terbukti dengan mengembangkan unit usaha syariah sejak tahun 2005.
Iqbal mengaku, meninggalkan banyak pekerjaan rumah yang harus dilanjutkan Maryono. Termasuk, rencana bisnis bank 2013 yang telah diajukan ke Bank Indonesia terkait kajian untuk melakukan pemisahan unit usaha syariah atawa spin off dari induk usahanya. “BTN Syariah tidak harus spin off tahun depan. Ini masuk business plan lima tahunan. Tetapi, saya kira kajiannya sudah bisa dimulai ,” pungkasnya.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Jumat (28/12), Maryono resmi ditunjuk menggantikan Iqbal Latanro menduduki pucuk kepemimpinan di BTN. Maryono sempat berkarier di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebelum akhirnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mutiara. Ia sudah menggeluti dunia perbankan selama hampir 30 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News