kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan bersiap untuk memacu kredit di semester II ini


Kamis, 02 Juli 2020 / 11:33 WIB
Perbankan bersiap untuk memacu kredit di semester II ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang BCA Tangerang Selatan, Jumat (17/4). Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil langkah kebijakan terkait Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus atau Covid-19 dengan kembali melaku


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan sudah mulai bisa menggenjot penyaluran kredit di semester II tahun ini setelah restrukturisasi kredit terdampak pandemi Covid-19 mulai melandai pada bulan Juni. Selama empat bulan terakhir, bank telah memfokuskan diri untuk membantu meringankan beban debiturnya lewat berbagai skema restrukturisasi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, restrukturisasi kredit yang dilakukan perbankan terhadap debitur terdampak Covid-19 sudah mencapai Rp sudah mencapai Rp 695,34 triliun hingga 22 Juni 2020. Itu diberikan kepada 6,35 juta debitur.

Baca Juga: Adira Finance (AMDF) menawarkan obligasi dan sukuk Rp 1,5 triliun

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, tren restrukturisasi kredit pada bulan Juni sudah melandai karena sudah banyak dilakukan di bulan April dan Mei. Oleh karena itu, ia menghimbau agar perbankan segera menyalurkan kredit lagi, baik ke debitur yang melakukan restrukturisasi maupun yang tidak.

"Debitur yang tidak melakukan restrukturisasi ini merupakan peluang untuk mendorong ekonomi. Sementara yang melakukan restrukturisasi ini perlu membutuhkan perhatian khusus," kata Wimboh, Selasa (30/1)

Bank BNI, salah satu bank yang siap untuk kembali fokus melakukan penyaluran kredit di paruh kedua ini. Bank pelat merah ini sudah bisa mengubah fokusnya pada kredit karena progres restrukturisasi kredit perseroan saat ini sudah 90%-95% dari total kredit yang berpotensi direstrukturisasi.

Herry Sidharta, Direktur Utama BNI mengatakan, perseroan akan fokus melakukan penyaluran kredit pada segmen UMKM di sektor ekonomi pada karya, serta segmen korporasi di sektor padat karya dan yang berorientasi ekspor. "Dengan begitu, diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional dari dampak Covid-19," ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (1/7).

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BCA 3,8%, Bank Mandiri 5,5%, BNI 5,5%, BRI 5,18%

Secara rinci, sektor ekonomi yang menarik menurut BNI dibiayai di masa new normal ini antara lain logistik, telekomunikasi, farmasi, sektor makanan dan minuman, fast moving consumer good (FMCG), kemasan serta agriculture, termasuk peternakan dan perikanan.

BCA juga melihat sudah ada segmen kredit yang mulai menunjukkan kenaikan permintaan sejak Juni. "Kredit korporasi mulai ada permintaan dari berbagai sektor," ungkap Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.

Per bulan Mei, BCA telah mencatatkan kenaikan permintaan kredit korporasi dari sektor telekomunikasi dan rokok tembakau. Selain itu, perseroan juga mencermati ada kenaikan pemintaan kredit dari sektor distribusi, jasa keuangan dan pembiayaan konsumen dibandingkan dengan awal tahun.

Baca Juga: Bank Bukopin (BBKP) Gelar Rights Issue, Investor Mesti Menimbang dengan Cermat

Bank Mandiri juga berkomitmen untuk terus melakukan ekspansi kredit dengan tetap selektif dan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Rully Setiawan, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri bilang, pertumbuhan kredit akan difokuskan perseroan pada bidang usaha yang memiliki potensi dan prospek positif serta langsung dapat menggerakkan sektor riil.

Sektor yang akan dibidik Bank Mandiri diantaranya farmasi, telekomunikasi, FMCG, dan perdagangan, terutama segmen UMKM. Meski begitu, Bank Mandiri memproyeksikan kredit hanya akan stabil atau tumbuh low single digit sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×