Reporter: Wahyu Satriani |
JAKARTA. Perbankan tanah air kian gencar menggarap pasar kredit di sektor migas. BNI Tbk (BBNI) misalnya, hingga September 2010 mencatat total outstanding kredit di sektor ini sebesar Rp 10 triliun dari total komitmen tahun ini sebesar Rp 11 triliun. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan total outstanding kredit tahun 2009 sebesar Rp 8,5 triliun.
Direktur Bussiness Banking BNI Khrisna Soeparto menuturkan, hingga kini porsi kredit untuk sektor migas di BNI mencapai 14% dari total kredit korporasi yang telah disalurkan BNI. "Total fasilitas kredit di sektor migas yang sudah kami berikan sekitar 14% dari total portofolio kredit korporasi kami yang mencapai Rp 56 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/12). Tahun depan, BNI menargetkan bisa mencatat kenaikan penyaluran kredit di sektor migas sebesar 12%.
Apalagi menurut krishna, meski resiko kredit ini lumayan tinggi, saat ini non performing loan (NPL) yang disumbangkan sangat kecil. BNI mengambil strategi supply chain untuk meminimalisir risiko kredit bermasalah atawa NPL dari sektor migas.
Artinya, BNI mengutamakan para supplier yang terkait dengan perusahaan induk untuk mengakses kredit.
Hal yang sama juga dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyediakan komitmen kredit untuk sektor migas mencapai sekitar Rp 12 triliun hingga Rp 15 triliun. Direktur Korporasi PT Bank Mandiri Fransisca N. Mok mengatakan hingga September 2010 pihaknya telah kredit mengucurkan Rp 10,5 triliun untuk sektor migas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News