kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Perbankan getol garap kredit sindikasi


Senin, 01 Agustus 2016 / 10:51 WIB
Perbankan getol garap kredit sindikasi


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perbankan makin sengit memperebutkan kue kredit sindikasi. Ke depan, kredit sindikasi bisa menjadi salah satu alternatif penyaluran potensi kelebihan likuiditas dari dana repatriasi tax amnesty.

Berdasarkan catatan KONTAN, dari rekapitulasi laporan keuangan konsolidasi hingga semester I-2016, realisasi penyaluran kredit sindikasi sejumlah bank besar naik rata-rata 11,55% dari periode sama tahun 2015. Kenaikan kredit sindikasi dua digit terjadi di saat pertumbuhan kredit bank hanya naik 8,5%.

Bank BUMN relatif menguasai pangsa kredit sindikasi dengan porsi 70%. Bank Mandiri, semisal, per Juni 2016 telah menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp 38,6 triliun, naik 49,31%. Adapun Bank Negara Indonesia (BNI) mencetak pertumbuhan kredit 28,6% menjadi Rp 40,84 triliun.

Kredit sindikasi sebagian besar dari proyek pemerintah. Seperti proyek  listrik 35.000 MW, jalan tol Trans-Jawa dan Sumatra, dan pembangunan pelabuhan. “Kredit sindikasi diharapkan memacu pertumbuhan kredit BNI sebesar 18%,” kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.

Adapun bank swasta seperti Maybank Indonesia bisa menggenjot kredit sindikasi sebanyak 52,33% menjadi Rp 3,78 triliun. Eri Budiono, Direktur Perbankan Global Maybank Indonesia bilang, selain infrastruktur, kredit sindikasi marak datang dari sektor  properti.

“Pada semester II diharapkan bisa lebih tinggi, tergantung efek dari tax amnesty,” kata Eri. Dia berharap ada potensi sindikasi dari industri makanan dan minuman.

Sementara OCBC NISP membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sindikasi 12,59% menjadi Rp 6,47 triliun. Direktur Utama Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang, sebagian besar kredit sindikasi ini disumbang beberapa proyek properti. “Kredit sindikasi akan banyak dipengaruhi kondisi ekonomi,” terang Parwati.

Adapun Bank Central Asia (BCA) mencetak penyaluran kredit sindikasi Rp 17,63 triliun, naik tipis 2%. “Kredit sindikasi tersebut berasal dari beberapa proyek besar seperti airport, jalan tol dan perkebunan,” ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja kepada KONTAN, Sabtu (30/7).   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×