kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan ikut menyangga sektor pariwisata


Minggu, 30 September 2018 / 20:30 WIB
Perbankan ikut menyangga sektor pariwisata
ILUSTRASI. Wisata Gua Pindul Yogyakarta


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suara gamelan terdengar sayup ketika pengunjung mulai masuk ke pintu gerbang Desa Wirawisata Goa Pindul, di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul, Yogjakarta. Gua Pindul merupakan salah satu objek wisata andalan yang mempunyai waktu tempuh sekitar 1 jam dari Bandara Adisutjipto Yogjakarta.

Banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri datang ke Gua Pindul untuk mencoba menyusuri sungai didalam gua sepanjang 300 meter. Sampai September 2018, setiap bulan Pengurus Desa Wisata Gua Pindul Yudan Hermawan mencatat ada 1.000 orang lebih mengunjungi objek wisata ini.

Selain Gua Pindul, ada juga beberapa objek wisata alam lain di Yogjakarta salah satunya adalah Desa Pentingsari.  Dua desa ini merupakan contoh bahwa bisnis pariwisata bisa meningkatkan tarif hidup masyarakat.

Ketua Desa Wisata Pentingsari Doto mengatakan dengan adanya bisnis pariwisata di desanya bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. “Saat ini omzet wisata kami per tahun mencapai Rp 2,2 miliar atau naik dari awal 2008 yang hanya Rp 30 juta,” kata Doto. Dari omzet ini, 10% merupakan pendapatan bersih yang dibagi ke sekitar 125 keluarga.

Peningkatan ekonomi dengan adanya bisnis pariwisata juga dirasakan oleh Yudan sebagai pengurus Desa Wisata Gua Pindul. “Pada 2011 dalam satu bulan hanya mencatat omzet Rp 5 jutaan, sekarang sudah Rp 200 juta,” kata Yudan.

Berdasarkan data APBN 2018, pada 2017 lalu, tercatat sektor pariwisata menyumbang 7,5% dari total APBN. Angka ini setara dengan Rp 108 triliun.

Pengamat Ekonomi Tony Prasetiantono memproyeksi pada 2019 nanti kontribusi sektor pariwisata bisa mengalami kenaikan. “Sektor pariwisata juga menyumbang devisa yang cukup tinggi yaitu Rp 223 triliun pada 2018,” kata Tony ketika ditemui di Yogyakarta, Sabtu (22/9).

Pengamat Ekonomi sekaligus Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo mengatakan, seiring dengan target pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan pada 2019 diperkirakan semakin banyak devisa dan PDB yang masuk dari sektor pariwisata.

Pengembangan sektor pariwisata bisa dibilang erat kaitannya dengan sektor perbankan. Dengan semakin banyaknya pembiayaan bank ke sektor pariwisata maka bisnis ini juga akan berkembang.

Dua objek wisata Gua Pindul dan Desa Pentingsari di atas merupakan salah satu desa binaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Beberapa bank lain juga tercatat cukup intens untuk mengembangkan bisnis pariwisata.

Direktur Distribusi Bank Mandiri Herry Gunardi mengatakan sampai Juni 2018 penyaluran kredit sektor pariwisata bank sebesar Rp 5,2 triliun naik 32% secara tahunan atau year on year (yoy).

“Sektor pariwisata merupakan sektor yang cukup menjanjikan karena saat ini pemerintah fokus ke pengembangan 10 destinasi wisata prioritas dan 88 kawasan strategi pariwisata nasional,” kara Herry kepada kontan.co.id, Jumat (28/9).

Kepala Divisi Kredit Kecil BNI Bambang Setyatmodjo mengatakan peran bank terhadap sektor pariwisata adalah salah satunya menyediakan skim pembiayaan komersial terkait sarana dan prasara wisata.

“Beberapa diantaranya hotel, jasa travel, infrastruktur, perdagangan,” kata Bambang kepada kontan.co.id, Jumat (28/9). Sampai Juni 2018, realisasi penyaluran kredit BNI ke sektor pariwisata Rp 13 triliun, dengan Rp 1,8 triliun diantaranya merupakan segmen usaha kecil.

Direktur Risiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan per Juni 2018, realisasi kredit ke sektor pariwisata adalah Rp 1,3 triliun. “Sampai akhir tahun diproyeksi akan mencapai Rp 1,5 triliun,” kata Mahelan kepada kontan.co.id, Jumat (28/9).

Di sisi sektor pariwisata, pembiayaan Bank BTN akan lebih banyak mendukung usaha-usaha di sekitar wilayah perumahan, seperti usaha restoran dan rumah makan, sebagai sektor penunjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×