Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia membutuhkan dana Rp 500 triliun untuk pengembangan sektor pariwisata. Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ketua Pokja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S. Thaib menyatakan Rp 230 triliun dari dana tersebut hendaknya dipenuhi oleh perbankan.
Pemerintah sudah berkomitmen menyiapkan Rp 170 triliun melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan dana Rp 10 triliun melalui empat lembaga keuangan di bawah Kementerian Keuangan (Kemkeu).
Meski demkian, Hiramsyah menyatakan hingga 2017, penyaluran kredit ke sektor pariwisata baru 3,6% dari total penyaluran kredit sekitar Rp 4.500 triliun. Oleh sebab itu, Kempar mengandeng Otoritas Jasa Keuangan untuk mendorong bank menyalurkan kredit ke sektor pariwisata.
SVP Corporate Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Dikdik Yustandi menyatakan laju pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) sektor pariwisata Bank Mandiri 12,7%. "Pada Agustus 2018 pembiayaan kredit yang terkait di sektor pariwisata mencapai Rp 7,7 triliun," ujar Dikdik.
Pada tahun ini, penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor pariwisata tersebar ke beberapa jenis kredit, 54,3% melalui kredit mikro, 11,3% ke kredit UKM, 21,2% lewat kredit korporasi menengah, dan 13,2% ditempatkan pada kredit korporasi besar.
Dikdik menyatakan, penyaluran pembiayaan melalui sektor pariwisata dilakukan oleh Bank Mandiri menggunakan program gerakan wirausaha Bank Mandiri sejak 2007. Selain itu melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) seperti pelatihan bahasa Inggris dan pembuatan situs wisata di Wakatobi.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turut mengembangkan sektor pariwisata berfokus pada sub sektor perumahan. Kepala Divisi Corporate Loan & Syndication BTN Sindhu Rahadian Ardita menyatakan, hingga saat ini penyaluran kredit ke sektor pariwisata di BTN mencapai Rp 1,1 triliun yang terdiri dari kredit komersial dan kredit UMKM.
"Kami prediksikan hingga akhir tahun dapat kredit pariwisata mencapai Rp 1,5 triliun. Kredit pariwisata Bank BTN, 80% di antaranya untuk restoran dan perumahan dalam bentuk hotel, homestay, hotel, restoran, serta hiburan dan budaya," ujar Shindu beberapa waktu lalu di Jakarta.
Shindu mencontohkan BTN sudah menyalurkan kredit UMKM investasi sebesar Rp 500 juta untuk perluasan Vila di desa Kuta Lombok tengah yang masuk kawasan Pariwisata Mandalika.
Division Head Small Business PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Bambang Setyatmojo menyatakan hingga Juni 2018 penyaluran kredit ke pariwisata Rp 13,05 triliun. "Penyaluran kredit untuk hotel bintang maupun melati, restoran, dan jasa pendukung lainnya Rp 13,05 triliun, padahal secara industri hanya Rp 97 triliun. Kami menguasai pangsa pasar 18%, naik dari Juni tahun lalu hanya 15%," ujar Bambang.
Kredit tersebut disalurkan melalui kredit korporasi sebesar Rp 3,45 triliun, kredit menengah Rp 7,8 triliun, dan kredit kecil sebanyak Rp 1,79 triliun. Bambang menyatakan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sektor pariwisata hanya 1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News