kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan Indonesia Terancam Kekeringan Likuiditas Valas, Ini Kata Ekonom


Kamis, 08 September 2022 / 20:30 WIB
Perbankan Indonesia Terancam Kekeringan Likuiditas Valas, Ini Kata Ekonom
ILUSTRASI. Perbankan Indonesia terancam mengalami kekeringan likuiditas valuta asing (valas).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan Indonesia terancam mengalami kekeringan likuiditas valuta asing (valas) lantaran krisis yang berkepanjangan.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyatakan, data likuiditas valas menunjukkan kecenderungan yang mengetat. Menurutnya, pertumbuhan kredit valas (sekitar 17% per April 2022) jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas (April sekitar 6%).

David menambakan, pemulihan ekonomi dan perbaikan mobilitas mendorong kenaikan impor. Dengan begitu, harga barang impor juga naik, terutama untuk impor BBM sehingga butuh valas yang lebih besar.

Baca Juga: Likuiditas Valas Perbankan Makin Ketat

"Tidak sepenuhnya juga hasil ekspor masuk ke dalam negeri. Suku bunga valas di dalam negeri jauh lebih rendah dibanding di luar negeri,” ungkap David, Kamis (8/9).

Untuk efeknya terhadap perbankan, David menerangkan bahwa beberapa bank mungkin sudah mencapai batasan-batasan internal pemberian kredit valas karena permintaan kredit yang tinggi.

"Pasti sudah melewati threshold (ambang batas), beberapa bank LDR valasnya juga sudah naik tinggi mendekati 100% atau lebih" ujar David. 
Hal tersebut membuat bank harus mencari dana yang lebih besar lagi ke depannya.

Namun, David melihat pengetatan likuiditas valas tidak banyak berdampak pada rupiah.

"Saya lihat tidak ada persoalan karena kalau kita perhatikan yang meningkat adalah dananya ada di perbankan tapi mereka butuh kredit, itu menjadikan deposit valasnya sebagai kolateral," terang David.

Baca Juga: Jaga Biaya Dana Saat Suku Bunga Naik, Berikut Strategi Tiga Bank BUMN Ini

Dengan demikian, kekeringan likuiditas valas tidak terpengaruh ke kurs. 

"Kursnya bisa dilihat relatif stabil. Likuiditas tidak signifikan mempengaruhi pergerakan kurs sejauh ini. Tetapi memang ada pengetatan dan ada potensi mungkin ke depannya bisa saja rupiahnya bisa tertekan, kalau hal ini terus terjadi," pungkas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×