kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan makin mengoptimalkan penyaluran kredit via platform digital


Senin, 26 Agustus 2019 / 19:23 WIB
Perbankan makin mengoptimalkan penyaluran kredit via platform digital
ILUSTRASI. Layanan Digital Jenius Live dari Bank BTPN


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu pertumbuhan kreditnya. Platform digital jadi salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan.

PT Bank BTPN Tbk (BTPN, anggota indeks Kompas100) misalnya via platform digitalnya yakni Jenius pada tahun ini bisa menghadirkan fitur kredit bertajuk Flexi Cash kepada semua penggunanya.

Baca Juga: Membaca peluang bisnis kartu pembiayaan di bank syariah

“Kami masih piloting untuk Flexi Cash nilai pinjamannya masih kecil sekitar puluhan miliar. Saat ini masih pengguna terpilih yang bisa memanfaatkannya, namun nanti akan kita buka untuk semua user, mungkin tahun ini sudah bisa,” kata Direktur Bank BTPN Hanna Tantani saat ditemui Kontan.co.id di Bursa Efek Indonesia, Senin (26/8).

Hingga saat ini Jenius sudah memiliki 1,6 juta nasabah. Sementara pengguna yang telah memanfaatkan fitur Flexi Cash sebanyak 2.500 nasabah.

Hanna menjelaskan penawaran kredit Flexi Cash ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pengguna Jenius. Makanya, plafon kredit yang bisa berbeda-beda antar pengguna. Soal ini Hanna menjelaskan perseroan turut memanfaatkan teknogi artificial intelegent (AI) untuk merangkum kredit scoring maupun analisis resiko dari nasabah.

Baca Juga: Platform digital Pinang telah salurkan kredit Rp 6,9 miliar

Plafon yang bisa diberikan juga akan tergantung dengan pola simpanan nasabah. Sebab Jenius mulanya diciptakan sebagai platform simpanan.

“Jenius produk yang relatif baru, namun perkembangannya cukup baik. Sekarang kontribusinya sekitar 5% dari total DPK kita. Kami harapkan bisa terus bertumbuh ke depannya,” lanjut Hanna.

Hingga Juni 2019 kredit perseroan berhasil tumbuh 112% (yoy) dari Rp 67,76 triliun di semester I 2018 menjadi Rp 143,35 triliun di pariuh pertama tahun ini. Sedangkan DPK tumbuh 36% (yoy) dari Rp 71,99 triliun semester pertama tahun lalu menjadi Rp 97,70 triliun semester I tahun ini.

Bank lainnya yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO, anggota indeks Kompas100) yang memiliki platform Pinjaman Tenang (Pinang) juga terus dioptimalkan.

Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto bilang hingga saat ini Pinang telah berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 6,9 miliar kepada 1.903 debitur. “Hingga akhir tahun kami menargetkan penyaluran kredit melalui Pinang bisa mencapai Rp 50 miliar,” kata Agus kepada Kontan.co.id..

Baca Juga: Likuiditas masih seret, bank aktif transaksi di pasar uang antar bank (PUAB)

Salah satu strategi mendorong pertumbuhan, perseroan akan melakukan sinergi dengan induknya yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100).

Saat ini Pinang yang merupakan kredit tanpa agunan (KTA) memang baru bisa dimanfaatkan oleh nasabah payroll di BRI Agro maupun BRI. Meski demikian tahun depan, targetnya nasabah non BRI juga diharapkan bisa memanfaatkan fitur Pinang.

Pinang menawarkan plafon mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 20 juta dengan tenor dari 1 bulan hingga 12 bulan. Sedangkan bunganya 1,24% (flat) per bulan.

Baca Juga: Ingin punya tol sepanjang 500 km, ASII fokus garap sektor infrastruktur

Sebelumnya Direktur Keuangan BRI Haru Koesmaargyo menjelaskan Pinang ditargetkan bisa menopang bisnis perseroan secara konsolidasian. Sebab, saat ini bank dengan aset terbesar di tanah air ini memang tengah gencar membidik segmen ultra mikro dengan ticket size yang kecil.

“Kami akan fokus ke ultra mikro dengan pinjaman di bawah Rp 20 juta. Untuk hal tersebut kami juga sudah punya platform pinjaman online dari anak kami BRI Agro dengan nama Pinang,” kata Haru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×