Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dalam enam bulan terakhir Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga dua kali, bunga kredit perbankan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan bahkan terlihat mengalami kenaikan.
Bank Indonesia (BI) menyebut kenaikan SBDK perbankan disebabkan karena tren kenaikan biaya dana belum berakhir dan bank-bank berupaya memperbaiki margin keuntungan.
Melansir asesmen transparansi SBDK, Rabu (19/3), rata-rata SBDK perbankan per Januari 2025 ada di level 9,23%, meningkat sebesar 5 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya. Kenaikan terjadi di semua kelompok, kecuali kantor cabang bank asing (KCBA). Sedang kenaikan paling tinggi dialami Bank BUMN yang naik 6 bps jadi 9,66% didorong kenaikan komponen biaya dana dan margin keuntungan.
BI melihat keterbatasan likuiditas dan kompetisi di pasar dana di tengah ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan ke depan merupakan faktor pendorong masih berlanjutnya kenaikan biaya dana pada Januari 2025.
Baca Juga: Bunga Kredit Perbankan Masih Naik, Ini Penyebabnya
Alhasil, rata-rata bunga kredit perbankan pada Februari 2025 masih naik tipis jadi 9,21% dari 9,2% pada bulan sebelumnya. Tapi, bunga untuk fasilitas kredit baru tercatat mengalami penurunan 5 bps menjadi 9,82%.
Bank-bank besar di Indonesia masih menghadapi kendala untuk menurunkan bunga kredit secara signifikan.
Berikut daftar SBDK bank-bank besar berdasarkan website bank:
Bank | Kredit Non UMKM | Kredit UMKM | KPR/KPA | Non KPR/KPA | |||
Korporasi | Ritel | Mikro | Kecil | Menengah | |||
Bank Mandiri | 8,5 | N/A | 13,5 | 10,5 | 10 | 12,5 | 12 |
BRI | 8,5 | N/A | 14 | 10,4 | 10,55 | 10 | 9,3 |
BCA | 7,58 | 8,32 | 8,37 | 8,35 | 8,38 | 9,22 | 6,42 |
BNI | 8,41 | 8,56 | 11,63 | 10,81 | 9,54 | 8,96 | 10,17 |
BTN | 8,76 | 8,9 | 13,5 | 10,48 | 9,9 | 8,04 | 10,8 |
CIMB Niaga | 8,25 | 9 | N/A | 9 | 9 | 8,16 | 12,02 |
Danamon | 8,5 | 9 | N/A | 9,5 | 9,5 | 8 | 9,25 |
OCBC | 8,25 | 9 | 12,5 | 9 | 9 | 8 | 15,5 |
Permata | 7,84 | 8 | 8 | 8 | 8 | 8,5 | 18 |
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatat kenaikan tipis pada SBDK di segmen tertentu. Per 28 Februari 2025 SBDK untuk kredit KPR naik dari 8,11% ke 8,16%, sedangkan untuk kredit non KPR/KPA naik dari 11,97% menjadi 12,02%.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, biaya dana masih tinggi tahun ini sehingga pendapatan bunga dari margin NIM tetap menjadi tantangan.
Ia menilai bahwa penurunan bunga acuan sebesar 25 basis poin pada September 2024 terlalu kecil untuk secara signifikan memengaruhi biaya dana.
" Jadi jika ada kenaikan sangat tipis. Ini mekanisme harga pasar," kata Lani kepada kontan.co.id, Jumat (21/3).
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat kenaikan pada SBDK di segmen tertentu. Per 28 Februari 2025, SBDK untuk kredit UMKM di segmen mikro naik dari 8,22% menjadi 8,37%, sedangkan untuk kredit UMKM di segmen kecil naik dari 8,33%-8,35%
Tidak hanya kenaikan, BCA juga terlihat mencatatkan penurunan SBDK di segmen korporasi dari 7,78% menjadi 7,58%. Adapun pada kredit UMKM segmen menengah turun dari 8,4% menjadi 8,38%, sedankgkan untuk kredit KPR turun dari 9,46% menjadi 9,22%, dan non KPR/KPA turun dari 7,43% ke 6,42%.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa pihaknya berusaha menjaga tingkat bunga kredit pada level yang kompetitif.
"Kami senantiasa mencermati perkembangan suku bunga ke depan, parameter makroekonomi lainnya, kondisi likuiditas sektor perbankan, hingga situasi pasar terkait supply dan demand," ujar Hera.
Baca Juga: Belum Ada Sinyal Perbankan Turunkan Bunga Kredit meski BI Rate Sudah Dipangkas
Hera juga menekankan bahwa SBDK hanya mencerminkan biaya dasar yang belum mencakup premi risiko tambahan.
"Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK," jelasnya.
Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terlihat memiliki SBDK KPR tertinggi di antara bank-bank besar, mencapai 12,5%.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menjelaskan, dalam melakukan penyesuaian suku bunga, Bank Mandiri tidak hanya memperhatikan tingkat suku bunga acuan, namun juga mempertimbangkan struktur pendanaan, tingkat biaya dana serta kondisi likuiditas bank.
"Sejak Desember 2022, SBDK Bank Mandiri tetap stabil, baik di segmen wholesale maupun retail. kami juga akan menjaga suku bunga Bank Mandiri tetap kompetitif di market," kata Sigit.
Sigit mengungkapkan, dalam menghadapi dinamika ekonomi saat ini, Bank Mandiri menjadikan kualitas aset sebagai prioritas utama, yang tercermin dari dari NPL bank only sebesar 0,97% per Desember 2024, turun 5 bps YoY sebagai hasil dari penguatan fundamental kualitas aset yang konsisten, bukan sekadar peningkatan outstanding kredit.
Menurutnya, pendekatan ini diterapkan sejak awal melalui ekspansi yang prudent, dengan strategi tumbuh pada nasabah wholesale berdasarkan portfolio guidelines yang disiplin. Sementara di segmen retail, pertumbuhan kredit difokuskan melalui pendekatan ekosistem wholesale serta sektor unggulan di berbagai wilayah.
"Untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang tidak terduga, Bank Mandiri juga telah menyiapkan pencadangan yang kuat, dengan NPL coverage bank only mencapai 304% pada Desember 2024, memastikan ketahanan finansial tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi yang menantang," imbuhnya.
Baca Juga: Belum Ada Tanda-tanda Bank Turunkan Bunga Kredit
Selanjutnya: Pameran Hexia 2025 Akan Digelar Cengkareng Heliport
Menarik Dibaca: 5 Warna Sofa Klasik yang Selalu Tren untuk Hunian Elegan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News