kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Bunga Kredit Perbankan Masih Naik, Ini Penyebabnya


Rabu, 19 Maret 2025 / 16:59 WIB
Bunga Kredit Perbankan Masih Naik, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Pembangunan proyek propeti di Depok, Jawa Barat, Seni (12/2/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga kredit perbankan tercatat mengalami kenaikan meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah turun sekali tahun ini ke level 5,75%. Kenaikan tersebut seiring dengan suku bunga dasar kredit (SBDK) yang masih naik di Januari. 

Bank Indonesia (BI) menyebut kenaikan SBDK perbankan disebabkan karena tren kenaikan biaya dana belum berakhir dan bank-bank berupaya memperbaiki margin keuntungan. 

Melansir asesmen transparansi SBDK, Rabu (19/3), rata-rata SBDK perbankan per Januari 2025 ada di level 9,23%, meningkat sebesar 5 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya. Kenaikan terjadi di semua kelompok, kecuali kantor cabang bank asing (KCBA). Sedang kenaikan paling tinggi dialami Bank BUMN yang naik 6 bps jadi 9,66% didorong kenaikan komponen biaya dana dan margin keuntungan. 

“Biaya dana atau Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) meningkat 3 bps secara bulanan menjadi 3,54%,” tulis BI.

BI melihat keterbatasan likuiditas dan kompetisi di pasar dana di tengah ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan ke depan merupakan faktor pendorong masih berlanjutnya kenaikan biaya dana pada Januari 2025.

Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga BI Rate di Level 5,75% pada Maret 2025

Alhasil, rata-rata bunga kredit perbankan pada Februari 2025 masih naik tipis jadi 9,21% dari 9,2% pada bulan sebelumnya. Tapi, bunga untuk fasilitas kredit baru tercatat mengalami penurunan 5 bps menjadi 9,82%.

Penurunan suku bunga kredit baru terjadi pada mayoritas kelompok bank, kecuali bank BUMN. Bunga kredit baru Bank Pembangunan Daerah (BPD) turun 40 bps dari Januari jadi 9,82%. Sedangkan bunga kredit baru bank BUMN naik 22 bps ke level 9,11%, walau tetap kompetitif dibandingkan kelompok bank lainnya. 

Dari sisi pendanaan, BI mencatat bahwa suku bunga dana pihak ketiga (DPK) rupiah stabil pada level 3,09%, ditopang penurunan bunga deposito 1 bulan sebesar 2 bps secara bulanan menjadi 4.79%. 

“Perkembangan ini mengindikasikan efektivitas transmisi penurunan suku bunga kebijakan (BI-Rate) pada Januari 2025 terhadap suku bunga dana dan suku bunga kredit perbankan,” jelas BI. 

Ke depan, prospek penurunan suku bunga dana dan suku bunga kredit diprakirakan dapat terus berlanjut sehingga berdampak positif pada prospek kinerja intermediasi perbankan.

Bunga Kredit Sektor Prioritas KLM

Adapun suku bunga kredit pada mayoritas sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) terjaga stabil dan tergolong kompetitif. Hal ini diindikasikan dengan level suku bunga yang lebih rendah dari agregat industri keseluruhan. 

Dalam satu bulan terakhir, suku bunga kredit sektor prioritas KLM terpantau stabil, bahkan terdapat sektor yang mengalami penurunan, yakni sektor Konstruksi. Kondisi ini didukung dengan kualitas kredit yang tetap terjaga baik. 

Hanya saja, masih terdapat beberapa sektor prioritas KLM yang mengalami kenaikan suku bunga kredit, yaitu sektor Transportasi, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Ekraf) serta Perdagangan, Pertanian, dan Industri Pengolahan. Sementara itu, suku bunga kredit sektor UMKM stabil, di tengah peningkatan risiko kredit secara bulanan. 

Baca Juga: Bos BCA Belum Mau Kasih Bunga Kredit Murah

Dalam enam bulan terakhir, suku bunga kredit pada sektor prioritas KLM relatif mengalami penurunan, didukung perbaikan kualitas kredit. Penurunan tersebut terjadi pada mayoritas segmen prioritas KLM, sejalan dengan penurunan risiko kredit. 

BI menilai bahwa suku bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan suku bunga industri mengindikasikan efektivitas KLM dalam mendorong kredit sektor prioritas, melalui insentif likuiditas. 

Kondisi ini juga menunjukkan bahwa insentif KLM mendukung pembentukan suku bunga yang lebih kompetitif sehingga meningkatkan daya saing bank dalam melakukan intermediasi kepada dunia usaha. “Perkembangan berbeda terjadi pada sektor non KLM yang mengalami kenaikan suku bunga kredit, disertai penurunan kualitas kredit.” pungkas BI dalam keterangannya.

Selanjutnya: Zoom Luncurkan Kemampuan Agentic AI untuk Zoom AI Companion

Menarik Dibaca: Tuntaskan berbagai Tugas dengan AI Companion dari Zoom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×